Tetap Menghormati Meski Berbeda Puasa

Rep: Mg14/ Red: A.Syalaby Ichsan

Selasa 09 Jul 2013 22:28 WIB

Berbeda boleh, tapi ukhuwah yang utama. Foto: NET Berbeda boleh, tapi ukhuwah yang utama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan, 1 Ramadhan 1434H jatuh pada hari Rabu tanggal 10 Juli 2013. Hal ini diputuskan oleh Menteri Agama RI,  pada sidang Isbat di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (8/7).

Sontak, sebagian besar masyarakat di Indonesia yang mengikuti pemerintah pun, menuruti keputusan tersebut. Salah satunya adalah Saefudin, warga yang tinggal di Jl. Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  

Dia mengikuti keputusan pemerintah dikarenakan pemerintah mempunyai kewenangan dan otoritas tertinggi di Republik Indonesia ini. Kementrian Agama menjadikannya “patokan” dalam menentukan awal Ramadhan. Dia pun mengatakan, pemerintah adalah imam dari negara Indonesia.

“Pemerintah itu kan imam kita, kalau kita salah, belum tentu kita berdosa, malah yang berdosa bisa jadi pemerintah. Karena penetapan awal Ramadhan di tetapkan oleh pemerintah”, ungkapnya saat di temui RoL, Jakarta, Selasa (9/7).

Dia pun mengakui, sejak belajar agama, dia mengikuti segala keputusan pemerintah mengenai penetapan awal Ramadhan. Banyaknya perbedaan tidak membuatnya mengikuti keputusan kelompok lain.  

Saefudin tetap setia mengikuti setiap keputusan pemerintah baik itu penetapan awal Ramadhan maupun penetapan 1 Syawal. Tetapi, dengan banyaknya perbedaan membuat Saefudin tetap menghormati hal itu.

“Perbedaan itu merupakan rahmat, karena Rasulullah pernah mengatakan hal seperti itu. Tidak mungkin perbedaan itu kita larang, apalagi dengan orang-orang yang satu agama dengan kita”, tambahnya. 

Walau bagaimanapun juga, Saefudin tetap menghormati segala perbedaan yang ada di Indonesia. Menurutnya, dengan tidak mengganggu yang berpuasa pada hari Selasa (9/7),  membuat yang puasa pada hari ini menjadi tenang dan merasa tidak sendirian dalam menjalankan ibadah berpuasa. 

Meskipun terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Saefudin tetap menganggap bahwa perbedaan seperti itu sudah lumrah di Indonesia dan bahkan merupakan hal yang sering terjadi setiap tahunnya.

Tidak hanya perbedaan dalam menetapkan awal Ramadhan, penetapan 1 Syawal pun masih sering berbeda. Itu semua bisa dihadapi dengan saling menghormati yang berpuasa dan lebaran terlebih dahulu dari yang di tetapkan oleh pemerintah. 

“Tidak ada salahnya menghormati perbedaan, yang ada kita malah mendapatkan banyak pengetahuan baru dari yang perbedaan itu. Apalagi perbedaan itu masih satu agama dengan kita," jelasnya.

Terpopuler