REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah patut memberikan perhatian yang lebih besar kepada para pelukis. Perhatian tersebut bisa dilakukan dengan memberikan ruang yang layak bagi pelukis untuk memamerkan karya-karyanya.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR RI Mahyudin. Mahyudim akan membuka pameran lukisan yang diadakan Komunitas Pelukis Muda Pecinta Bangsa (KPMPB) Senin (20/4) di Jakarta.
Pameran lukis yang mengambil tema Kartini Era Modern 2015, itu mengetengahkan karya lukis 9 pelukis perempuan. Yaitu, Elia Aryanus, Jasmine, Shannelom Yuma, Astari Rasyid, Titi Qardasi, Salecha Nabila, Titis Djabarudin, Asmiar Yahya dan Afriyani.
Kepastian kedatangan Wakil Ketua MPR pada acara pembukaan pameran lukisan, itu disampaikan langsung oleh mahyudin kepada panitia pameran yang melakukan audiensi pada Senin (6/4).
Mahyudin memberi apresiasi terhadap KPMPB yang ikut berupaya memajukan kegiatan seni lukis, melalui sarana pameran. Menurut dia, hal ini sangat penting lantaran pameran merupakan salah satu sarana bagi para pelukis untuk menunjukkan eksistensinya.
“Melalui Pameran, pelukis juga bisa menjual karya lukisnya, sehingga mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak dari profesinya sebagai seniman lukis”, kata Mahyudin.
Selain melakukan pameran, kata Mahyudin, para pelukis juga harus bisa mengangkat karya lukis. Terutama melalui tulisan atau pemberitaan diberbagai media massa Dengan begitu diharapkan masyarakat bisa lebih menghargai keberadaan lukisan. Dan mau membeli karya lukis, baik sebagai hiasan maupun koleksi.
“Kita bisa meniru batu akik. Dulu orang tidak begitu peduli terhadap batu, tapi saat ini mulai dari anak-anak hingga orangtua, laki-laki atau wanita semua memburu batu akik”, kata Mahyudin.
Pada kesempatan tersebut Ketua Rombongan yang juga Ketua Panitia Pameran Yuma Shannelom berharap, Wakil Ketua MPR bisa memberikan kepedulian yang lebih besar, baik terhadap nasib para pelukis, maupun karya lukis. Ini penting Karena hingga kini, masih banyak seniman lukis yang belum bisa hidup sejahtera sebagai pelukis.