REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tengah mengalami pelemahan. Pada tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi masih berkisar diatas 5 persen, namun pada kuartal pertama tahun 2015, petumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,7 persen.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan tidak perlu mencari kambing hitam siapa yang harus disalahkan dalam pemerintahan, sehingga ekonomi melemah.
"Tidak perlu menyalahkan Kementerian Ekonomi, mungkin memang ada kinerja kementerian yang kurang maksimal, tapi faktor luar banyak yang mempengaruhi perekonomian saat ini," katanya, Kamis (7/5).
Ia menjelaskan, pelemahan ekonomi terjadi karena harga komoditas ekspor di Indonesia turun. Harga minyak sawit turun, harga batu bara juga turun.
Selain itu, menurutnya banyaknya pergantian Dirjen membuat penyerapan APBN Perubahan melambat. Akibatnya banyak proyek yang belum berjalan sehingga masyarakat tidak punya banyak uang dan daya beli turun.
"Dalam ekonomi mikro, APBN ini pengaruhnya sangat banyak. Kalau proyek belum berjalan, uang belum turun dan diserap masyarakat," jelasnya.
Terkait dengan perlu tidaknya reshuffle kabinet akibat pelemahan ekonomi, itu hak hak prerogatif Presiden Jokowi. "Beliau sebagai user, jadi itu hak penuh beliau," tandasnya.