REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Potensi seni budaya yang dimiliki Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masayrakat. Pernyataan itu disampaikan Krisna Mukti, anggota F PKB MPR RI ketika menyampaikan pemikirannya pada acara Seminar Kebangsaan, Kajian Tentang Hubungan Pilar Kebangsaan Dengan Aspek Ketatanegaraan dan Ekonomi, yang berlangsung di Ball room Hotel Aryaduta, Pekan Baru Provinsi Riau Senin (25/5).
Dia mengatakan, hingga saat ini masih banyak seniman yang terpaksa hidup secara pas-pasan. Menurut dia, kondisi tersebut patut disayangkan, karena diberbagai negara, seni dan budaya sudah dieksploitasi sehingga memberikan keuntungan bagi masyarakat. Contoh seperti itu antara lain bisa ditemukan di Korea dan India.
Seminar Kebangsaan hasil kerjasama MPR RI dengan Yayasan Garda Bangsa Pekanbaru, ini mengetengahkan tema Mengokohkan Indonesia Untuk Terwujudnya Rakyat Sejahtera. Selain Krisna Mukti seminar kebangsaan juga menghadirkan empat pembicara yang lain. Yaitu Lukman Edy, anggota FPKB MPR RI, Yanuar Prihatin, anggota FPKB MPR RI, M. Asril Anas anggota DPD RI dan Abdul Wahid Ketua DPW PKB Provinsi Riau.
Di Korea menurut Krisna Mukti pemerintah sangat mendukung berkembangnya seni K-Pop. Akibatnya kesenian korea itu berkembang sangat pesat hingga ke luar negeri. Bahkan K Pop mampu berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Korea hingga 30 persen. Demikian pula seni budaya di India.
"Banyak wisatawan yang berkunjung ke Korea untuk menyaksikan K Pop secara langsung, dan itu membuat pariwisata Korea berkembang pesat", kata Krisna Mukti.
Karena itu menurut Krisna Mukti, ke depan Indonesia harus mengembangkan potensi seni budayanya secara baik. Apalagi, keberadaan seni budaya tidak akan pernah habis, seperti pada pengelolaan gas dan minyak bumi. Terlebih jelang pelaksanaan masyarakat ekonomi ASEAN akhir 2015 nanti.