REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Indonesia kini menghadapi tantangan baru yang disebut neo konoliaslisme (nekolim). Anggota MPR RI, Ahmad Basarah, mengutip apa yang pernah dikatakan Presiden Soekarno bahwa sekarang ini Indonesia menghadapi penjajahan Nekolim, sebuah bentuk penjajahan baru. Ia juga mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, bahwa sekarang kita sedang melakukan peperangan namun bukan peperangan konvensional tapi perang modern.
Perang modern disebut lebih canggih dibanding perang-perang konvensional, sebab dampaknya lebih dahsyat. Perang modern pun esensinya sama yakni perebutan sumber daya alam. Dalam perang modern, kata Basarah, tidak ditemukan pangkalan-pangkalan dan tentara asing di Indonesia. Namun dapat dirasakan adanya pangkalan-pangkalan mental asing di Indonesia.
"Pangkalan mental asing itulah yang akan menghancurkan nilai-nilai luhur bangsa," kata Basarah, di depan peserta Training of Trainers 4 Pilar di lingkungan TNI dan Polri, Jumat (28/8), Bandung, Jawa Barat.
Basarah mempertanyakan, apakah rakyat bisa menjamin bahwa dalam Pemilu atau Pilkada tak ada pertarungan modal? Ia pun menguraikan bahwa sekarang banyak kepala daerah yang terkena masalah hukum. Menurutnya, hal demikian ada yang salah dalam proses perekrutan kepemimpinan yang melibatkan ada unsur kapitalisme. "Itulah salah satu dampak dari perang modern," ujarnya.
Tak hanya dalam soal kepemimpinan, ia juga menyingggung Indonesia sudah terkontaminasi dengan unsur kapitalisme. Namun diakuinya, saat ini ada sekitar 173 undang-undang yang berpihak pada asing dan tidak sesuai dengan Pancasila. Dengan fakta di atas, maka Basarah berani menyimpulkan bahwa bangsa ini secara ekonomi sudah dijajah oleh kapitalisme global. Untuk itulah maka MPR menyosialisasikan 4 Pilar.