REPUBLIKA.CO.ID, BATAM --Wakil ketua MPR EE Mangindaan, mengupas soal Tantangan Kebangsaan yang sedang dan akan dihadapi Indonesia. Tantangan bangsa ini ke depan, menurutnya, berasal dari faktor internal dan eksternal. Politisi Partai Demokrat itu menjelaskan, tantangan internal yaitu menurunnya pemahaman dan implementasi kebhinnekaan Indonesia. Tantangan Kebangsaan dari faktor eksternal adalah tantangan global yang masuk ke Indonesia.
"Tantangan global sebenarnya tidak bisa dibendung tapi harus dihadapi. Jika kita mundur, maka kita akan kalah telak dalam persaingan kesejahetaraan antar bangsa dan jika itu terjadi akan semakin terpuruk bangsa kita di mata dunia,'' kata Mangindaan, saat membuka secara resmi sekaligus menjadi narasumber utama Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Gereja Kristen Protestan Simalungun (HKPS ), Senin (21/9).
Dalam acara yang diikuti sekitar 100 peserta dari kalangan pastur dan umum. Mangindaan mengungkapkan sosialisasi tersebut adalah upaya bangsa ini untuk lebih memahami kembali soal Panacsila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sosialisasi ini, lanjut dia, bertujuan untuk merefresh atau menyegarkan seluruh elemen bangsa soal empat pilar MPR. Meski ia tahu semua oranh pasti hafal dan tahu betul soal Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. ''Pemahaman kembali akan Pancasila diharapkan akan membangkitkan rasa nasionalisme yang tinggi dan itulah yang dibutuhkan bangsa dan negara saat ini," ujarnya.
Pemahaman tentang nilai-nilai luhur bangsa yang semuanya ada dalam empat pilar MPR kepada para pastur, kata dia, sangat penting. Sebab mereka tidak menelan sendiri pemahaman tentang Pancasila tapi akan juga menularkannya kepada para jamaatnya, terutama dilingkungan masing-masing.
Mangindaan sangat apresiasi kepada para peserta, karena sebelum di selenggarakan sosialisasi, para peserta melakukan peribadatan terlebih dahulu. ''Menurut saya itu sangat penting. Sebab, beribadah kepada Tuhan lebih diutamakan lebih dulu. Berbicara tentang Tuhan yang pertama lalu berbicara soal negara," jelasnya.