REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengimbau agar segenap umat Islam Indonesia tetap kuat, khususnya di tengah kondisi perekonomian yang melesu belakangan ini dan pelbagai bencana, seperti asap kebakaran hutan.
Disebutkan pula warga Indonesia jamaah haji, yang dirundung duka akibat musibah jatuhnya mobile crane di Tanah Suci.
"Semoga Allah SWT memberikan jalan keluar dari permasalahan bangsa kita dan menerima amal ibadah para jamaah haji," ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera ini, Kamis (24/9).
Ia juga menyerukan jamaah agar mengutamakan syukur dan ukhuwah kebangsaan maupun umat. Untuk menjalani kurun waktu yang cukup sulit kini, lanjut Hidayat, diperlukan kebersamaan, kepedulian, dan solidaritas seluruh elemen bangsa.
Hal itu bisa dipelajari dari hikmah keteladanan Nabi Ibrahim dalam membina keluarga yang bersatu, sehingga taat kepada Allah.
Maka, tutur Hidayat, keluarga besar bangsa Indonesia pada dasarnya memiliki dua kekuatan besar, yakni kekuatan militer dan sipil.
Persatuan militer-sipil, dia menegaskan, telah teruji sejarah menguatkan bangsa Indonesia. Mulai dari zaman pra-kemerdekaan, revolusi, Orde Lama, Orde Baru, hingga kini.
"Dua kekuatan inilah (militer dan sipil) yang telah bersinergi dan berhasil membawa bangsa kita merdeka," ucapnya.
TNI yang solid dengan rakyat, menurut Hidayat, kian erat ketika bencana terjadi. Misalnya, dalam upaya memadamkan asap di hutan Sumatra dan Kalimantan, atau ketika bencana gunung meletus dan tsunami.
Kedaulatan RI juga dilindungi, misalnya ketika Resolusi Jihad diserukan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Bung Tomo.Demikian pula, penggagalan kudeta PKI tahun 1948 dan 1965.
"Bila rakyat dan tentara bersatu dan saling peduli, maka banyak hal-hal positif yang dapat dilakukan. Rakyat tidak bisa sendirian bekerja, begitu pula dengan TNI tidak bisa menjaga kedaulatan sendirian."