REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima Duta Besar Aljazair, Abdelkader Aziria, di ruang kerjanya, Lt. 9, Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (19/10).
Dalam pertemuan tersebut, ia berharap agar hubungan Indonesia-Aljazair tak sebatas antar pemerintah, namun juga antar parlemen dan antar rakyat.
Ia mengatakan, meski bangsa Indonesia mayoritas adalah umat Islam, namun bisa melaksanakan demokrasi dan sudah melaksanakan pemilu 4 kali selama era reformasi.
Kepada Kader, Zulkifli mengaku prihatin atas apa yang terjadi di Timur Tengah yang masih terjadi banyak konflik. "Belum ada tanda-tanda masa depan yang baik di sana," kata dia.
Bahkan, lanjut dia, Suriah yang mayoritas Muslim, dijadikan ajang peperangan bagi negara adikuasa. Sehingga ia berdoa muncul semangat persaudaraan, karena Islam adalah agama yang Rahmatannilalamin.
Kepada Kader, Zulkifli mengungkapkan Indonesia memiliki latar budaya, suku, dan agama yang beragam. Karena itu, tugas MPR adalah menjaga keragaman itu, menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
Kepada Kader, Zulkifli menyebutkan sering diundang oleh negara-negara Timur Tengah untuk mempresentasikan kepada mereka, mengapa Islam di Indonesia bisa melaksanakan demokrasi di tengah mayoritas ummat Islam dan keberagaman. Ia mengatakan, Islam di Indonesia adalah Islam yang Rahmatannilalami.