REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pembangunan kapal di Indonesia menghadapi tantangan yang sangat besar. Selain masalah kompetitor dari luar, produsen kapal dalam negeri juga dihadapkan pada persoalan sistem adminstrasi dan perizinan yang berbelit. Bahkan, tak jarang izin pemberitaan industri kapal dalam negeri lebih sulit dibanding produsen luar.
Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR Zulkifli Hasan menjawab pertanyaan wartawan usai memberikan ceramah dihadapan civitas akademica perguruan Tinggi Teknokrat Bandar Lampung Provinsi Lampung. Acara tersebut berlangsung di Kampus Teknokrat Jl. H. Zainal Abidin Pagaralam Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.
Harusnya menurut Zulkifli, produsen kapal dalam negeri mendapatkan kemudahan. Karena industri lokal jelas-jelas sudah berkontribusi dalam pembangunan. Salah satunya adalah menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Negara harus berani memanfaatkan indutri dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan kapal, kalau kurang barulah impor dari luar", kata Zulkifli menambahkan.
Apalagi, menurut Zulkifli produk kapal dalam negeri sudah mampu bersaing dengan produk serupa dari luar. Bahkan harga kapal dalam negeri relatif lebih murah dibanding luar.
"Sudah saatnya kita lebih berpihak pada produk dalam negeri, dan itu harus menjadi semangat kita bersama, termasuk Presiden Jokowi", kata Zulkifli.
Sebelumnya pada Jumat (6/11) Ketua MPR RI Zulkifli Hasan bersama Presiden Jokowi meninjau perusahaan pembuatan kapal PT. Daya Radar Utama, Srengsem Panjang Bandar Lampung. Di tempat tersebut Zulkifli dan Jokowi menerima berbagai keluhan dari para pengusaha kapal terkait perizinan dalam pembuatan kapal.
PT. Daya Radar Utama sendiri merupakan salah satu produsen kapal dalam negeri yang kerap menerima pesanan kapal baik dari dalam maupun luar negeri.