REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- MPR mempersembahkan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Fajar Apriyanto dengan lakon Wahyu Cakraningrat, dalam rangka mensosialisasikan 4 Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, di Desa Broto, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Kabiro Humas Setjen MPR Maruf Cahyono mengatakan, pagelaran wayang kulit merupakan salah satu metode Sosialisasi 4 Pilar. Menurutnya, pertunjukan wayang juga disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat.

Bagi Maruf, sosialisasi merupakan sesuatu yang penting, bahkan terhadap masyarakat desa. Dikatakannya, Empat Pilar harus terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menyatakan, pagelaran wayang bukan sekadar tontonan namun juga harus jadi tuntunan. Tuntunan untuk menginternalisasikan Empat Pilar. Empat Pilar tak hanya dipahami namun juga harus diaktualisasikan dalam keseharian.

"Mari kita saksikan pagelaran wayang kulit ini dan mari kita terus jaga dan laksanakan nilai-nilai luhur bangsa," kata Maruf saat memberikan sambutan, Ahad (8/11).

Anggota MPR, Edi Baskoro Yudhoyono mengucapkan terima kasih pada MPR yang telah menggelar pagelaran wayang kulit. Ia berharap, dengan sosialisasi 4 Pilar masyarakat bisa mengamalkan nilai-nilai luhur.

Bangsa Indonesia, kata dia, adalah bangsa yang besar sehingga kalau bukan rakyat Indonesia, siapa lagi yang akan mengingat Empat Pilar.

"Sosialisasi ini penting tak hanya nasional namun juga harus sampai pedesaan," ujar pria yang akrab disapa Ibas.

Sosialisasi, lanjut anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat itu, penting karena ada yang menyebut Empat Pilar hanya slogan. Padahal nilai-nilai luhur itu merupakan way of life.

Ia mengatakan, bangsa ini harus menjaga kebersamaan. Dengan kebersamaan maka bangsa ini akan bisa maju.