REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua MPR Zulkifli Hasan Jakarta menerima kedatangan Duta Besar Kuba untuk Indonesia, Nirsia Castro Guevara. Pertemuan tersebut membahas berbagai hal, salah satunya terkait dengan pelucutan senjata nuklir dunia.
"Kami tadi bertemu membahas soal pelucutan senjata nuklir," kata Zulkifli, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/11).
Dikatakannya, penggunaan senjata nuklir saat ini sudah tidak relevan lagi. Apalagi, dampak yang ditimbulkan sangat luar biasa besar. ''Lihat saja Jepang, sekali saja dibom atom dampaknya sampai saat ini masih terasa,'' jelasnya.
Zulkifli mengatakan kepada Guevara, hubungan Indonesia dan Kuba terjalin sejak lama dan terasa dekat. Dalam kesempatan itu, dirinya memuji Kuba yang diperlakukan tidak adil oleh negara-negara lain seperti Amerika Serikat, namun Kuba masih tetap eksis sebagai negara yang berdaulat.
Negara yang memperlakukan tidak adil pada Kuba itu, menurut Zulkifli sekarang malah melakukan kerja sama dengan Kuba.
"Kami menganggap Kuba adalah sahabat dekat," ujarnya.
Dirinya berharap hubungan kedua negara semakin baik dan meningkat. Diungkapkan dirinya mengundang Parlemen Kuba untuk datang ke Indonesia. Ia berharap, dengan kunjungan Parlemen Kuba, maka hubungan antarparlemen bisa ditingkatkan.
"Dengan meningkatnya hubungan antarparlemen tersebut maka akan meningkatkan pula hubungan antarpemerintah," jelasnya.
Zulkifli menuturkan, bila Parlemen Kuba datang ke Indonesia, ia akan mengajak tamunya itu untuk melihat Indonesia pascakemerdekaan dan reformasi. Zulkifli dengan tegas mengatakan, siap meningkatkan hubungan kedua negara. Untuk itu dirinya siap membantu bila Guevara menemui hambatan dalam upaya peningkatan hubungan kedua negara.
Dalam kesempatan itu, Guevara meminta dukungan kepada Ketua MPR dalam program yang dilakukan oleh pemerintah.