REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menegaskan gaya hidup menyimpang berupa lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) serta narkoba merupakan faktor terdepan yang merusak moral bangsa. Tak hanya moral, bahkan budaya bangsa ikut dirusak.
"Ini yang kita hadapi sekarang perang yang tidak kelihatan," tegasnya di sela sosialisasi empat pilar kebangsaan di Pekanbaru, Riau, Selasa (8/3).
Ia menyatakan, telah bertemu Kepala BNN dan memaparkan ada lima ton narkoba yang disita, bukan lima gram atau 50 gram. Ini sudah lima ton, lantas dia mempertanyakan ada berapa banyak lagi yang belum disita. Kalau untuk LGBT sekarang sudah marak dan perlu digencarkan penolakan.
"Laki-laki dengan laki minta diakui, perempuan dengan perempuan minta diakui, kemudian masyarakat Riau tidak marah dengan itu. Itu dimana logikanya," katanya.
"LGBT saya menolak. Itu penyimpangan. Jangan (LGBT) diperalat menjadi gerakan. Ini menyangkut keselamatan generasi muda kita. Saya katakan itu menyimpang. Pemerintah harus tegas," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah harus segera mengambil sikap atas munculnya gerakan LGBT dan masyarakat harus menolaknya. "Kita harus bersikap. Gerakan (LGBT) harus kita tolak karena melanggar hukum," kata dia.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menegaskan menolak segala bentuk propaganda, promosi dan dukungan terhadap legislasi dan perkembangan LGBT di Indonesia. Ketua Umum MUI KH Maruf Amin mengatakan, aktivitas LGBT bertentangan dengan sila pertamaPancasila dan kedua, UUD 1945 Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 28 J serta UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Selain itu, aktivitas LGBT juga bertentangan dengan Fatwa MUI Nomor 57 Tahun 2014 tentang lesbian, gay, sodomi dan pencabulan.