REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan, Pancasila sebagai ideologi negara merupakan unsur pemersatu bangsa. Sebab, tanpa Pancasila, Indonesia yang budayanya sangat majemuk ini dengan ribuan pulau dan ratusan suku bisa dengan mudah terpecah belah.
''Yang paling penting adalah mengungkap apa urgensi Pancasila. Ia merupakan perekat bangsa Indonesia. Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun, bukan karena kita kalah. Kuncinya adalah pecah belah atau diadu domba dan kemudian dikuasai,'' kata Mahyudin, saat sosialisasi Empat Pilar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, Jumat (15/4).
Mahyudin menilai, semua orang orang tidak asing dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI atau dikenal sebagai Empat Pilar. Tapi pengamalannya tidak mudah seperti mengucapkannya, bahwa Pancasila sudah mulai luntur di generasi muda meski mereka gafal.
Menurutnya, Bung Karno menyadari untuk berdirinya bangsa ini dibutuhkan ideologi negara untuk mempersatukan yaitu Pancasila. Lima Sila dalam Pancasila itu jika dirangkum menjadi Gotong Royong yang merupakan perekat bangsa Indonesia.
Hanya saja, karena pemahaman Pancasila mulai luntu, muncul fanatisme kedaerahan yang bisa menimbulkan konflik. Karena itulah perlu diberikan pemahaman Bhineka Tunggal Ika.
Selain itu, lanjut dia, kurangnya keteladanan dan perilaku dari tokoh bangsa, seperti banyak pejabat-pejabat yang kerap kali ribut, maupun artis-artis yang merupakah figur publik sering menunjukan kasus-kasus perceraian rumah tangga mereka seringkali ditiru.
Bukan hanya itu saja, penegakan hukum yang tidak maksimal, serta lembaga peradilan masih banyak yang dicurigai yaitu tajam kebawah tumpul ke atas. Pengaruh globalisasi juga berpengaruh besar terhadap akhlak generasi seperti Pornografi dan narkoba.
''Ini sudah lampu merah buat kita. Maka MPR konsen untuk mensosialisasikan Empat Pilar,'' jelasnya.