REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Nasionalisme dan kebangsaan Indonesia semakin memudar seiring pesatnya kemajuan zaman.
Ketua MPR Zulkifli Hasan bahkan menyebut wawasan kebangsaan generasi muda Indonesia sudah 'lampu kuning'. Artinya, generasi mudah semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila dan sejarah perjuangan Tanah Air.
Ia menyebut tantangan kebangsaan adalah makin kuatnya intervensi global. "Bisa jadi 50-100 tahun lagi generasi muda akan berpendapat tidak penting lagi konsep nusantara dan tidak peduli perjuangan pahlawan memerdekakan indonesia," ujarnya dalam sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang, Jumat (13/5).
Oleh karenanya, pemahaman mengenai kebangsaan sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya ini merupakan tugas bersama bukan hanya tugas pejabat dan wakil rakyat.
Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, Gus Lukman menyambut baik sosialisasi kebangsaan ini. Ia berpendapat rata-rata pengetahuan kebangsaan santri di pondok pesantren masih rendah. "Santri belum paham soal kebangsaan dan Pancasila karena pokok materi yang dipelajari selama di ponpes adalah agama," terangnya.
Kurangnya pemahaman mengenai Pancasila dan kebangsaan inilah yang akhirnya melahirkan gerakan-gerakan radikalisme. Pemahaman wawasan kebangsaan akan mengikis citra pondok pesantren yang bagi sebagian masyarakat masih lekat dengan paham radikal, terorisme, dan keterbelakangan.
Ia menegaskan pendidikan ponpes Bahrul Magfiroh tidak bertentangan dengan program-program pemerintah.
Ponpes yang diasuhnya ini senantiasa menanamkan kecintaan tanah air sebagai bagian dari iman para santri.
"Islam harus dipahami secara utuh sebagai yang membawa rahmat bagi seluruh alam," tandas Gus Lukman.