REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung akan mencapai puncak acaranya di tanggal 1 Juni 2016 di Gedung Merdeka. Adapun jadwal rangkaian acara sebelum acara puncak di tanggal 1 Juni, yaitu tanggal 30 Mei pukul 13.00, di Gedung Merdeka, digelar acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat bertema Peringatan Pidato Bung Karno Menggali Pancasila. Pukul 20.00, di Jalan. Dr. Ir. Sukarno, Bandung akan digelar pagelaran seni budaya Wayang Golek dengan lakon Semar Tandang.
Tanggal 31 Mei 2016 pukul 09.30, di Universitas Padjadjaran, akan digelar acara Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema Pancasila Ideologi Bangsaku, Gotong Royong Semangat Negeriku dengan narasumber, Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran Bagir Manan dan Guru Besar Sosiologi Pertanian Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia.
Tema ini menjadi penting dikupas sebab, dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, telah tercatat bahwa para pendiri bangsa telah membuat pilihan cerdas dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar berdirinya negara Indonesia merdeka. Pilihan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka dapat diterima oleh seluruh komponen bangsa.
Karena nilai-nilai Pancasila pada dasarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama hidup, tumbuh dan berkembang sebagai akar budaya bangsa Indonesia. Pancasila adalah maha karya yang luar biasa hebatnya, mengandung prinsip-prinsip dasar bernegara yang universal. Serta mampu mempertahankan eksistensinya dalam ruang yang sarat dengan berbagai entitas kebangsaan yang secara faktual tumbuh dengan suburnya eksklusifisme karena perbedaan suku, agama, bahasa dan budaya.
Sejarah mencatat, selama tujuh puluh satu tahun perjalanan bangsa, Pancasila telah mampu melampaui berbagai dimensi perubahan sosial. Bahkan, multidimensi persoalan bangsa, dan tetap kokoh menjadi landasan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, seperangkat nilai yang menjadi sumber dari segala sumber hukum adalah bersifat final dan tidak ada lagi ruang untuk mempersoalkannya.
Puncak acara berakhir setelah acara Napak Tilas ke penjara Banceuy. Ketua MPR RI, para Pimpinan MPR RI, Presiden RI serta seluruh tamu undangan berjalan kaki dari Gedung Merdeka ke Penjara Banceuy, penjara legendaris yang dibangun Belanda tahun 1877.
Pada tanggal 29 Desember 1929, Bung Karno, Maskoen, Soepriadinata dan Gatot Mangkoepraja ditangkap Belanda di Yogyakarta dan dijebloskan ke penjara Banceuy Bandung selama 8 bulan. Di penjara inilah, Bung Karno menyusun pledoi yang sangat terkenal yang diberi judul Indonesia Menggugat.