REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menilai, naiknya harga daging sapi selama ini disebabkan oleh permainan kartel besar. Kartel besar ini memonopli distribusi daging. Alhasil, pemerintah kesulitan mengendalikan harga daging tersebut di tingkat pengecer.
"Sedikit-dikitnya lima kartel besar, 5 kartel besar itu udah tahu kita, tidak mau dibuka dulu, kalau dibuka nanti kabur," kata Oso, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/6).
Ia mengatakan, biarkan aparat keamanan, yang menertipkan kartel tersebut, karena tugas MPR bukan menertibkan. Ia mengapresiasi sikap presiden yang berani mengatakan harga daging cukup Rp 80 ribu.
Namun, menteri-menteri Presiden justri malah memberikan input yang bisa merusak citra Jokowi. Belum lagi, bank juga kerap mempersulit swasta untuk mengeluarkan letter of credit atau LC, karena ia menduga bank tersebut juga terlibat dengan kartel-kartel tersebut. Oleh karena itu, ia mengimbau petugas keamanan menertibkan kartel itu.
"Gila enggak, faktanya jadi ini ada yang merusak sistem. Sehingga tugas di diberikan Presiden tidak akan jalan karena kartel ini dilindungi oleh kelompok-kelompok yang tidak benar," ujarnya.