Wednesday, 8 Rajab 1446 / 08 January 2025

Wednesday, 8 Rajab 1446 / 08 January 2025

MPR: Pancasila Lumpuh, Kesenjangan Sosial Makin Lebar

Ahad 12 Jun 2016 18:04 WIB

Red: Taufik Rachman

Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID  GARUT -- Ketua MPR memaparkan sebuah survei tentang implementasi Pancasila di masyarakat. Survei menunjukkan, bahwa Pancasila sebagai ideologi, falsafah dan pandangan hidup bangsa, terancam kelumpuhan. Lumpuhnya Pancasila tersebut mengakibatkan kesenjangan sosial, yang kaya makin kaya, dan yang miskin makin miskin.

"Hal demikian bisa terjadi karena keberpihakan pada masalah sosial semakin jauh," kata Zulkifli, saat memberi Sosialisasi Empat Pilar untuk anggota KAHMI Garut, di Garut, Jawa Barat, Ahad (12/6).

Zulkifli menyebutkan, bukti dari kesenjangan sosial itu dibuktikan saat dirinya menemui petani di Desa Sirna Jaya, Kecamatan Pasirwangi, Garut. Di mana dari 100 petani yang memiliki sawah hanya 4 orang. Sementara petani lainnya hanya menjadi penggarap atau buruh tani.

"Itu baru di bidang pertanian belum di bidang lainnya," ujarnya.

Hal tersebut, menurutnya, merupakan ancaman dalam masalah kesenjangan sosial, bukan komunisme. Berangkat dari menjauhnya masyarakat dari Pancasila, maka masyarakat pun setuju untuk diberikan sosialisasi Pancasila di sekolah, ormas, dan komunitas masyarakat lainnya.

Masyarakat juga mengakui bahwa Pancasila telah ditinggalkan. Ia mengimbau, bila Pancasila ditinggalkan, maka akan menjadi ancaman bagi NKRI, sehingga sosialisasi Pancasila ini menjadi penting.

Zulkifli meminta masyarakat tidak boleh bersikap individualis, karena manusia adalah makhluk sosial. Zulkifli mengutip pendapat Bung Karno bahwa semua pihak harus bersatu. Dengan bersatu maka Indonesia bisa berdaulat.

"Ini semua dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Di dalam NKRI, siapapun kita, di manapun tempatnya, mempunyai hak yang sama,'' ujarnya.

Ia menuturkan, keragaman yang ada membuat masing-masing etnis mempunyai bahasa dan budaya berbeda. "Meski beragam namun kita bersatu. Keragaaman merupakan potensi kekayaan nasional dan sumber kekuatan Indonesia," tambahnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler