REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta berkumpul dengan perwakilan ormas Islam di Rumah Adat Pontianak, Kalimantan Bart, Jumat (5/8) malam. Dalam acara tersebut hadir tokoh-tokoh dan anggota ormas Islam dan paguyuban seluruh Kalimantan Barat yang sekaligus menjadi ajang halal bihalal.
Dalam acara halal bihalal tersebut, dibicarakan mengenai Islam pada saat ini. Di mana disebutkan banyak tudingan Islam sebagai agama yang radikal juga gesekan toleransi antar umat beragama.
Oesman menyampaikan agar umat Islam tidak terpancing serta tetap menjaga kerukunan sesama. Karenanya ajang silaturahim menjadi momen untuk mempererat dan menyuarakan toleransi. "Perlunya berkumpul untuk menjaga titik singgung jangan sampai ada hal tersebut di Kalimantan Barat. Dulu pernah terjadi yang lebih parah dan yang jadi korban rakyat," kata pria yang akrab disapa Oso itu.
Ia menyebutkan ajang silaturahim dapat dilakukan dengan mengajak ormas-ormas Islam untuk bersatu. Bersatu dalam membangun kesejahteraan dan memberi manfaat positif bagi rakyat yang aman dari intoleran. "Jadi kita mengajak supaya mereka bersatu dan memilih sesuatu yang tepat dan bermanfaat untuk rakyat dan memakmurkan rakyat," ujarnya.
Menurut Oso, warga Indonesia harus menghargai satu sama lain. Sesuai dengan bagian dari empat pilar yang salah satunya menyebutkan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.
Karenanya, perkumpulan ini dapat sekaligus menyosialisasikan empat pilar yang harus dipegang teguh rakyat Indonesia. Dengan begitu terbentuk satu komitmen kuat untuk menyatukan bangsa Indonesia.
Ia menambahkan agama Islam mengajarkan ajaran toleransi yang tinggi. Umat Islam tidak akan menganggu agama lain jika tidak diganggu lebih dulu.