REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Institut Lembang Sembilan (IL-9) melakukan audiensi dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Audiensi tersebut membicarakan masalah kebangsaan dan penyampaian hasil kajian IL-9 seputar masalah bangsa kepada Ketua MPR RI. Audiensi itu dihadiri seluruh pengurus pusat IL-9 membawa satu misi berdikusi dengan Ketua MPR RI soal kebangsaan dan keharmonisan dalam bermasyarakat di negara Indonesia.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi visi misi dan aktifitas yang dilakukan IL-9. Apalagi, organisasi itu mendiskusikan dan mengkaji soal kebangsaan serta semua permasalahan bangsa.
“Satu yang saya pesankan, yakni diskusikan dan kaji pula soal kesenjangan sosial yang saat ini masih menjadi tantangan berat bangsa. Harus dicarikan solusi yang terbaik agar kesenjangan yang makin lebar antara pusat dan daerah, Jawa dan luar pulau Jawa dan kesenjangan antar individu makin menipis,” ujar dia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Institut Lembang Sembilan (IL-9), Mohammad Alwi Hamu mengatakan, IL-9 adalah wadah berkumpulnya beberapa elemen rakyat dan melakukan berbagai diskusi serta kajian seputar persoalan bangsa baik sosial, ekonomi dan politik serta budaya. Dalam kesempatan itu, Alwi mewakili IL-9 menyampaikan satu bundel hasil kajian IL-9 dan berbagai elemen masyarakat soal kelautan, kehutanan dan soal sumber daya antara lain soal kelistrikan negara.
"Dengan banyaknya diskusi serta kajian dengan banyak elemen masyarakat diharapkan hasil kajian akan berguna untuk bangsa dan negara,” kata Alwi, saat mengunjungi Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8).
IL-9 adalah lembaga yang didirikan oleh HM Jusuf Kalla dan HM Alwi Hamu bersama kawan-kawan antara lain Tanri Abeng, Muhammad Abduh, Syahrul Udjud, M. Aksa Mahmud, Ahmad Kalla dan Mohammad Taha di rumah Jusuf Kalla di jalan Lembang No. 9 Menteng Jakarta Pusat sejak tahun 2003.
Organisasi ini bertujuan untuk menelaah dan menata kembali ekonomi negara, dengan elakukan diskusi dan mengkaji banyak persoalan bangsa yang belum selesai dan masih butuh kajian-kajian terutama di bidang ekonomi, politik dan budaya menuju Indonesia Hebat.