REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga tokoh dari Papua Barat, Abdullah Simurut, Abdullah Rakbau, dan Abdullah Kabes, menemui Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/10).
Dalam kesempatan itu, Abdullah Simurut menceritakan segala dinamika politik menjelang Pilkada, hingga soal pembangunan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ia mengungkapkan, dalam masa reformasi di Papua Barat dan Papua juga terjadi keterbukaan.
Aspirasi dan kesetaraan masyarakat dengan beragam latar bisa diwujudkan. "Ini berbeda dengan masa sebelumnya," kata dia.
Tokoh Papua itu juga menyerahkan rencana pembangunan fasilitas umum, di tempat dahulu Presiden Soekarno dan Soeharto pernah datang di saat-saat awal proses masuknya Papua (Irian Jaya) ke Indonesia.
Menanggapi tokoh Papua itu, Hidaya mengemukakan bahwa ia pernah pergi ke Fak-Fak, Sorong, dan tempat lainnya. Ia bercerita ada kemajuan-kemajuan yang dicapai dari perjalanan dengan orang-orang Papua.
Dalam masalah pembangunan, Hidayat menuturkan biaya pembangunan di Papua dan Jawa itu berbeda. Harga semen di Papua lebih mahal, bisa jadi 10 kali lipat dari harga di Jawa.
Karena itu, ia menyarankan agar dalam rencana pembangunan yang diajukan disesuaikan dengan harga-harga di sana.