REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menegaskan, MPR terus mensosialisasikan Empat Pilar MPR, untuk mengingatkan bahwa rakyat Indonesia satu sebagai anak bangsa yang berketuhanan yang maha Esa. Meski berbeda -beda, tapi dibungkus dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita satu sebagai anak bangsa," kata Oesman Sapta, dalam sosialisasi Empat Pilar MPR dan seminar nasional bertema 'Peran Fungsi Pemuda dan Mahasiswa Pedesaan dalam Menghadapi Bonus Demografi Bagi Pemuda Produktif di Tahun 2020' di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (6/12).
Sosialisasi Empat Pilar MPR ini diikuti sekitar 500 mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Kayong Utara yang kuliah di Pontianak. Menurut pria yang akrab disapa Oso itu, tugas mensosialisasikan Empat Pilar MPR merupakan amanah undang-undang. Ia mengingatkan mahasiswa tentang adanya intervensi asing melalui narkoba.
Sebab, Empat Pilar MPR membuat Indonesia begitu kuat, sehingga tidak mudah dihancurkan, termasuk melalui deologi dan politik. "Perang candu muncul kembali. Dulu kita dirusak lewat candu, sekarang dengan narkoba. Kita akhirnya lupa Pancasila, lupa bhinneka tunggal ika, lupa NKRI. Mudah diadu domba," ucapnya.
Kepada mahasiswa Kayong utara, Oesman Sapta minta kepada mahasiswa untuk cinta kepada daerahnya (kampungnya), provinsinya, dan bangsa Indonesia.
Sementara itu, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid mengatakan sosialisasi Empat Pilar MPR ini penting. Karena banyak orang sudah melalaikan nilai-nilai Empat Pilar. Hildi mencontohkan, banyak masyarakat yang tidak menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat upacara.
"Kebangsaan kita luntur. Contoh lain adalah lunturnya gotong royong. Karena itu sosialisasi Empat Pilar menjadi penting," ujarnya.