Saturday, 28 Jumadil Awwal 1446 / 30 November 2024

Saturday, 28 Jumadil Awwal 1446 / 30 November 2024

Ketua MPR Harapkan Pemimpin Lahir dari Syabab Hidayatullah

Selasa 27 Dec 2016 14:08 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR Zulkifli Hasan saat membuka Musyawarah Nasional VI Syabab Hidayatullah 2016 di Kampus Utama Pondok Pesantren Hidayatullah, di Batam, Selasa (27/12).

Ketua MPR Zulkifli Hasan saat membuka Musyawarah Nasional VI Syabab Hidayatullah 2016 di Kampus Utama Pondok Pesantren Hidayatullah, di Batam, Selasa (27/12).

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Ketua MPR Zulkifli Hasan mengharapkan Syabab (pemuda) Hidayatullah melahirkan kader dan pemimpin bangsa. Syabab Hidayatullah bisa menjadi wadah bagi kaderisasi dan kepemimpinan.

"Insya Allah pemimpin nasional lahir dari Syabab Hidayatullah," kata Zulkifli, saat membuka Musyawarah Nasional VI Syabab Hidayatullah 2016 di Kampus Utama Pondok Pesantren Hidayatullah, di Batam, Selasa (27/12).

Zulkifli juga mendukung sepenuhnya kegiatan Hidayatullah yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah, dan ekonomi. Dengan bekal itu, Syabab Hidayatullah siap menghadapi tantangan bangsa Indonesia.

Menurut Zulkifli, ada dua tantangan yang dihadapi yaitu pertama menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kedua menguasai ekonomi. Jika Syabab (pemuda) Hidayatullah tidak siap menghadapi tantangan itu, maka bisa menjadi kuli di negeri sendiri dan di negeri orang.

"Seperti apa yang dikatakan Bung Karno, kita bisa menjadi kuli di negeri sendiri dan kuli di negeri orang," ujarnya.

Dalam 100 tahun ke depan, lanjut Zulkifli, Indonesia bisa maju bila menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika tidak, maka rakyat mudah diadu domba dan dibohongi. Tantangan kedua adalah menguasai ekonomi. Syabab Hidayatullah harus mengerti kewirausahaan.

Ia mengaku, lulus aliyah langsung berdagang. Sebagai lulusan aliyah, Zulkifli mengaku sudah menghasilkan ratusan juta rupiah setiap bulan. Kalau sudah menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan menguasai ekonomi, maka sudah bisa mengendalikan kekuasaan.

"Jika masih lemah dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi serta ekonomi, kita (umat Islam) akan kalah terus," ucap dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler