REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mengunjungi Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PSDKP) Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin (20/3). Dalam kunjungan tersebut, Oesman Sapta dengan dipandu oleh pegawai dan petugas PSDKP mengunjungi rumah penampungan pelaku ilegal fishing di perairan Indonesia. Jumlah pelaku ilegal fishing itu sebanyak 20 orang nahkoda yang berasal dari Vietnam dan Cina.
Mereka yang menjadi penghuni rumah penampungan itu sedang menjalani proses hukum. Mereka menghuni rumah penampungan antara 5 bulan hingga 7 bulan. Saat di hadapan para ilegal fishing, Oesman Sapta berpesan agar mereka tidak mencuri ikan lagi.
"Jangan mencuri ikan lagi yaa," kata dia.
Dalam kunjungan tersebut, Oesman Sapta diajak oleh petugas meninjau kapal-kapal yang digunakan untuk melakukan ilegal fishing. Ada puluhan kapal kayu besar tertambat di dekat rumah penampungan. Oesman Sapta juga meninjau Kapal Pengawasan Perikanan. Kapal buatan Batam, yang memiliki panjang 32 meter dan bermesin tiga itulah yang menjaga perairan Indonesia.
Oesman Sapta senang petugas-petugas PSDKP banyak anak-anak muda. "Senang anak-anak muda jadi petugas," ujarnya.
Ia membandingkan 25 tahun lalu saat dirinya sering di laut, petugas kebanyakan orang tua. Bila anak-anak muda antusias dalam dunia perikanan dan kelautan yang strategis maka anak-anak muda itu menurut Oesman Sapta mampu menjaga keamanan laut Indonesia.
Menurut Oesman Sapta, budidaya ikan harus ditingkatkan. Potensi ikan di Indonesia disebut sangat besar. Sebagai wilayah di antara dua samudera, perputaran ikan dunia berkumpul di wilayah Indonesia. "Potensi ikan di Indonesia menjanjikan, jadi laut ini perlu kita jaga," kata dia.