REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Zulkifli Hasan, kembali mensosialisasikan empat pilar kebangsaan pada rangkaian acara Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Fair 2017 dan Pasar Murah Pangan pada Sabtu, (3/6). Zulkifli Hasan mengaku antusias bisa hadir dan menyampaikan empat pilar kebangsaan di depan ibu-ibu Kowani.
Salah satu dari empat pilar kebangsaan menurutnya adalah Pancasila. Zulkifli mengajak ibu-ibu agar bisa merefleksikan sikap Pancasilais dalam kehidupan sehari-hari. "Ibu-ibu yang datang kemari dan mendengarkan pilar kebangsaan, itu Pancasilais. Tapi kalau ibu-ibu suka mendengarkan hoax itu tidak Pancasilais," ujar Zulkifli saat mensosialisasikan empat pilar di Gedung Smesco, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (3/6).
Zulkifli menjelaskan, Pancasila sebagai dasar negara, filsafat yang mendasar, pandangan hidup, dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Semua cita-cita bangsa bisa terwujud, jika Pancasila benar-benar dijadikan pedoman hidup oleeh seluruh rakyat Indonesia.
Dia mengatakan, dari setiap butir Pancasila mengandung pesan dan amanat yang harus direnungkan dan direfleksikan. Sila pertama, kata dia, mengartikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan, dan menolak paham atheis. Sebab menurutnya agama dan bangsa berjalan beriringan.
"Kalau sila kedua itu, ibu-ibu harus memperkuat persaudaraan kebangsaan dengan menerapkan sikap yang sesuai dengan kemanusiaan yang beradab," kata Zulkifli.
Lalu sila tiga, lanjut dia, rakyat Indonesia harus menanamkan rasa senasib sepenanggungan untuk melindungi segenap bangsa. Dia menegaskan, negara harus berpihak dan membela rakyatnya. Jika misalnya, ada rakyat tidak makan atau tidak bekerja negara harus hadir membela mereka tanpa alasan apapun.
Zulkifli melanjutkan kandungan sila keempat, dia sedikit menyinggung kejadian yang belakangan terjadi terkait aksi salah satu ormas tertentu. Menurut dia, sikap tersebut tidak Pancasilais karena main hakim sendiri. "Kita hidup di Indonesia. Kalau ada perbedaan atau masalah selesaikan dengan musyawarah mufakat, bukannya main hakim sendiri," ujar Zulkifli.
Terakhir, ungkapnya, yang terkandung dalam sila kelima adalah seluruh rakyat Indonesia harus merdeka, berdaulat dan berlaku adil. Itulah perilaku yang dinilai perilaku Pancasila. "Makanya mesti paham, sehingga Pancasila tidak lagi dijadikan alat untuk menstimulasi orang," katanya.