Sunday, 5 Rajab 1446 / 05 January 2025

Sunday, 5 Rajab 1446 / 05 January 2025

Ini Tiga Musuh Bangsa Korupsi, Terorisme, dan Narkoba

Jumat 25 Aug 2017 01:05 WIB

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Foto: dok. MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin menyebut ada tiga musuh bersama bangsa yang harus diperangi saat ini. Ketiganya yakni korupsi, terorisme, dan korupsi.

"Musuh kita tiga itu yang harus kita berantas. Kalau tiga itu diselesaikan maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dan bersaing dengan negara-negara lain, selama tidak selesai, tidak bisa," ujar Mahyudin di sela-sela Sosialiasi Empat Pilar MPR RI kepada Himpunan Wanita Karya Samarinda di Hotel Grand Victoria, Samarinda, Kamis (24/8).

Menurutnya, hal ini lantaran Indonesia darurat ketiganya, khususnya korupsi dan narkoba. Korupsi, kata Mahyudin, telah menjangkit ke berbagai lapisan baik itu pejabat tingkat pusat, bahkan hingga tingkat desa.

"Korupsi dari tingkat petingggi negara sampai desa, kita tau kepala desa diproses hukum karena salah gunakan dana desa libatkan bupati. Karena itu korupsi harus diperangi bersama," ujarnya.

Hal paling parah, menurutnya, saat ini, sudah tidak ada budaya malu bagi para pencuri yang rakyat. "Karenanya memerangi harus dengan berikan kesadaran pada aparat penyelenggara negara rasa tanggung jawab kepada tanah air dan cinta tanah air. Budayakan malu karena nyuri uang negara nggak malu," ujarnya.

Politikus Partai Golkar itu menambahkan, hal sama juga terjadi ada kasus narkoba. Menurutnya, tantangan saat ini adalah menindak secara tegas pengedar-pengedar narkoba yang merusak bangsa.

"Agar semua yang terlibat ditindak tegas. Pemerintah nggak perlu ragu kalau ada bandar narkoba yang divonis mati sudah ikrah, dieksekusi saja agar nggak terulang isu-isu bandar narkoba kendalikan peredaran narkoba dari dalam penjara," ungkapnya.

Sementara untuk persoalan terorisme, saat ini juga masyarakat diminta mewaspadai dan menjaga lingkungan dari ajaran-ajaran yang membawa paham radikal. Karenanya, paham-paham tersebut dapat merasuk kepada setiap masing-masing pribadi. "Sebab kita ini mudah kagetan ,liat orang tampang alim berpikir dia pasti jalannya benar, belum tentu," ujarnya.

Karenanya, dia kembali menekankan, bangsa Indonesia memegang falsafah dan ideologi bangsa yang merupakan konsensus bersama yakni Pancasila. Sebab Pancasila menurutnya, telah lengkap dalam menjawab segala persoalan yang dihadapi bangsa.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler