REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mahyudin, mengatakan di usia 72 tahun kemerdekaan Indonesia memiliki dua musuh besar yaitu, kemiskinan dan kebodohan. Padahal kedua musuh itu merupakan cita-cita kemerdekaan Indonesia, seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bukti kemiskinan yang menimpa Indonesia adalah penghasilan perkapita penduduk Indonesia masih jauh lebih kecil dibanding negara-negara maju. Sedang kebodohan yang menimpa Indonesia bisa dilihat dari banyaknya produk asing yang memenuhi pasar domestik. Juga banyaknya perusahaan asing yang menguasai sumber kekayaan alam Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Mahyudin saat membuka sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan Civitas Akademika Universitas Islam Jakarta (UIJ). Acara tersebut berlangsung di ruang auditorium UIJ, Rabu (4/10). Ikut hadir pada acara tersebut anggota MPR Fraksi Golkar Bowo Sidiq Pangarso dan Hetifah Sjaifudian.
Kedua persoalan itu, kata Mahyudin harus segera dientaskan. Apalagi keduanya merupakan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Selama keduanya belum teratasi, berarti cita-cita Indonesia merdeka belumlah tercapai.
"Dalam istilah agama kefakiran itu adalah jalan menuju kekafiran, dan itu sangat berbahaya", kata Mahyudin menambahkan.
Meskipun, untuk mencapai Indonesia yang pintar dan kaya itu tidaklah gampang. Sebab banyak bangsa-bangsa lain yang tidak menghendaki Indonesia menjadi negara yang maju. Agar mereka bisa menjajah dan menguasai sumber daya alam Indonesia.