Jumat 12 Jul 2013 18:36 WIB

Saumya: Islam Itu Benar

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Mualaf (ilustrasi).
Foto: al-habib.info
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Suatu pagi, Saumya terbangun dari tidur. Buru-buru ia menuju cermin. Matanya fokus melihat bayangan wajahnya. Namun, ada nada tidak puas terlihat. Ia seperti gagal menemukan jawaban.

"Aku punya masalah dengan kepercayaan. Berulang kali terus menyangkal hingga akhirnya aku tidak bisa lagi menolak," kata dia seperti dikutip Arabnews.com, Jumat (12/7).

Selama penyangkalan itu, Saumya memastikan dirinya tidak akan menjadi atheis alias tidak percaya Tuhan. Ia tetap seorang Hindu yang percaya pada satu Tuhan, bukan banyak Tuhan yang merupakan dasar keyakinan Hindu.

Sebagian diri Saumya menerima logika penyembahan terhadap ciptaan Tuhan. Setiap benda atau wujud yang terlihat merupakan ciptaan Tuhan. "Jadi, aku saat itu bangga menjadi musyrik," katanya.

Terkait Islam, Saumya justru punya pandangan negatif. Ada kebencian di dalam hatinya. Ia merasa Islam itu agama yang kaku dan keras. Baginya, keyakinan Islam itu tidak pernah masuk akal.

Di saat kebencian itu memuncak, Saumya mulai mendekat pada Islam. Suatu hari, ia bertemu seorang Muslim yang kebetulan teman satu kelasnya. Selama dikelas, ia terlibat berdebatan panjang dengan teman Muslimnya itu.

Tanpa disadar, kesalahpahaman Saumya tentang Islam, seperti posisi perempuan dan lainnya mulai diluruskan. Sayang, itu belum membuatnya menaruh minat. Tapi ia mulai menanggalkan sikap anti-Islam.

"Saat itu, aku masih bangga menjadi musyrik. Tapi sebagian dariku memiliki kemauan untuk bergerak atau melakukan perubahan," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement