Senin 15 Jul 2013 14:58 WIB

Tiga Golongan Manusia

Muslim Peru saat berdoa usai saat jamaah di sebuah masjid.
Foto: ihh.org
Muslim Peru saat berdoa usai saat jamaah di sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ina Salma Febriany

 

Allah Maha Baik dan mencintai kebaikan, begitu kira-kira ungkapan santun yang sering kita dengar. Ke-Mahabaikan Allah Swt tentu tecermin dalam salah satu dari 99 namanya yaitu Al-Barr (Dzat Yang Maha Baik).

Karena ‘baik’nya Allah jugalah, Dia masih menganugerahi kita nikmat yang takkan pernah dapat dihitung, kendati kita sering lalai untuk mensyukurinya. Pada akhirnya, sifat manusia yang sering ‘lalai’ itulah yang  menjadi sebab meruginya kita di hari pembalasan. Selain sifat lalai, Allah telah mengkategorikan tiga golongan manusia dalam surah Fathir ayat 32.

“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.” (Qs. Fathir: 32)

Allah menggunakan tiga istilah golongan manusia dalam surah Fathir di atas. Pertama, golongan hamba-Nya yang zalim. Kedua, golongan muqtashid. Ketiga, golongan saabiq bil khairaat.

Adapun golongan pertama (zalim), Syekh Nawawi memberikan definisi bahwa golongan ini ialah hamba-hambaNya yang dosanya lebih banyak ketimbang perbuatan baiknya. Golongan kedua, yaitu muqtashid, memiliki definisi bahwa orang yang perbuatan baik sebanding dengan perbuatan buruk. Terakhir, golongan saabiq bil khairaat, ialah hamba-hambaNya yang senantiasa bersabar dalam ketaatan serta memprioritaskan kebaikan.

Ketiga golongan ini juga diungkapkan Imam Al-Ghazali dalam kitab Minhaajul ‘Abidiin, bahwa kategori dzalim inilah yang paling merugi karena dahulu semasa di dunia, mereka banyak memperturutkan hawa nafsu, berbuat dosa pada Allah dan sesama serta enggan bertobat.

Sedangkan golongan kedua, karena antara perbuatan baik dan dosanya seimbang, maka hak Allah sepenuhnya, apakah ia masuk surga atau dicampakkan ke dalam neraka. Sedangkan golongan ketiga, Allah Swt akan memberikan sebaik-baiknya ganjaran, sesuai dengan ayat selanjutnya dalam surah yang senada.

“(Bagi mereka) syurga 'Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan Kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. yang menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya Kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (Qs Fathir 33-35)

Kiranya, momen ramadhan ini ialah saatnya kita melakukan perbaikan. Memperbaiki hubungan dengan Allah juga antar sesama. Perbaikan hubungan dengan Allah dapat berupa keyakinan (I’tiqad) yang tinggi dan tanpa keraguan pada Allah, serta peningkatan dan kekhuyusuan ibadah.

Sedangkan dalam perbaikan hubungan manusia, di antaranya gemar berprasangka baik, tidak menganiaya dan menzalimi mereka. Dengan penyeimbangan kedua hubungan inilah, semoga Allah memasukkan kita ke dalam orang-orang yang senantiasa memprioritaskan kebaikan (saabiq bil khairaat), atas izin Allah. Aamiin...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement