Senin 07 Apr 2025 18:22 WIB

Agar Dicintai Allah dan Dihormati Manusia

Zuhud tak berarti memiskinkan dan menyengsarakan diri.

ILUSTRASI Inilah tips agar dicintai Allah dan dihormati manusia
Foto: Dok. Freepik
ILUSTRASI Inilah tips agar dicintai Allah dan dihormati manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zuhud adalah kunci untuk meraih cinta Allah dan sesama manusia. Imam Nawawi dalam kitab Al-Arba'in an-Nawawi mencatat sebuah hadis perihal sikap tersebut, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.

Dari Ibnu Abbas, Sahl ibn Sa'd as-Saidi mengisahkan, seseorang pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW. Ia kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku amal perbuatan yang jika kulakukan, aku dicintai Allah dan dicintai sesama manusia."

Baca Juga

Rasulullah SAW menjawab, "Berzuhudlah dengan dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan berzuhudlah dengan apa yang dimiliki orang lain, niscaya engkau dicintai mereka."

Zuhud tak berarti hidup miskin dan hina. Sederhana saja, Imam Ahmad mendefinisikan sikap itu sebagai kecenderungan untuk tidak serakah. Orang yang zuhud tidak menginginkan harta yang dimiliki orang lain.

Ketika dunia ada dalam genggaman, ia tidak terlenakan oleh kenikmatan itu. Seperti Utsman bin Affan atau Abdurrahman bin Auf. Kedua sahabat Nabi yang kaya raya ini mampu memanfaatkan kelebihan rezeki dari Allah untuk mendukung perjuangan Islam.

Zuhud berarti tidak berhasrat pada hal-hal yang dibolehkan meskipun mampu mendapatkannya. Kalau seseorang memang tidak mampu memperoleh sesuatu mubah yang diinginkannya, maka itu tidak dikategorikan sebagai zuhud.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Demikian pula, kerahiban (rahbaniyah) tidak termasuk zuhud karena penundukan nafsu diri sendiri yang dilakukan seseorang tidak memberikan manfaat bagi umat. Bahkan, Islam melarang umatnya untuk menjalani laku rahib, semisal hidup selibat.

Orang yang miskin belum tentu zuhud. Orang yang kaya belum tentu tak zuhud. Sebab, zuhud hakikatnya tampak dalam sikap hidup seseorang terhadap harta yang diberikan Allah.

"Orang zuhud adalah jika mendapat nikmat, ia bersyukur dan jika ditimpa musibah, ia bersabar," kata Sufyan bin Uyainah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement