CANBERRA -- Mantan perawat di rumah detensi pencari suaka di Pulau Manus, Papua Nugini menyatakan tidak terkejut atas kasus pemerkosaan dan penyiksaan yang terjadi disana.
Marianne Evers mengungkapkan serangan seksual terjadi hampir disemua pusat detensi penahanan pencari suaka dimana dia bekerja, termasuk di Curtin dan pusat detensi sebelah utara Australia di Nauru. “Kasus pemerkosaan sama sekali tidak mengejutkan buat saya dan terjadi disemua tempat,” ungkapnya.
Dia memang tidak pernah menyaksikan perkosaan secara langsung bahkan menyangkal atau mengkonfirmasi, namun dia berani menyatakan hal itu pasti terjadi. "Saya memiliki bukti kuat bahwa perkosaan terjadi dari teman saya yang bekerja di klinik,” jelasnya lagi.
Marianne Evers mengatakan kondisi di pusat detensi Australia sangat “mengerikan.”
Departemen Imigrasi Australia mengatakan tidak mengetahui adanya pemerkosaan di pusat detensi di Nauru, namun seorang juru bicara departemen mengatakan tuduhan tersebut dilakukan oleh jaringan terus menerus.
Juru bicara itu mengatakan Departemen Imigrasi ingin mendengar langsung dari Evers sehingga mereka dapat melakukan penyelidikan.