REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan uang tunai meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Perbankan dan ATM telah melakukan langkah untuk menjamin ketersediaan uang tunai dalam mengantisipasi pelonjakan kebutuhan.
Artajasa selaku pengelola ATM Bersama melakukaan koordinasi dengan anggota ATM Bersama sejak H-14 sebelum Lebaran. "Artajasa dan anggota ATM Bersama telah menyiapkan Person in Charge (PIC) masing-masing guna memastikan jaringan ATM terus termonitor," ujar Vice President Financial Services Artarajasa, Warse Widyati, Rabu (31/7).
Anggota ATM Bersama telah melakukan capacity planning untuk menghadapi peningkatan transaksi yang diperkirakan mencapai 30 persen dari transaksi biasa. Mesin switching pun telah disiapkan agar dapat menampung transaksi hingga tiga kali lipat.
"Artajasa mengimbau anggota ATM Bersama agar dapat mencukupi ketersediaan uang hingga tiga kali lipat lebih banyak dari hari biasa pada setiap terminal ATM," ujar Widyati.
Bank Indonesia (BI) mengatakan kebutuhan uang tunai meningkat sebesar 20 persen menjadi Rp 103 triliun. Untuk tahun ini, BI menyediakan uang tunai hingga Rp 146 triliun.
Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Sistem Pembayaran, Ronald Waas, mengatakan bantuan langsung sementara mandiri (BLSM) yang diberikan pemerintah berkontribusi terhadap peningkatan uang tunai. Tahun ini ada lonjakan karena ada pemberian BLSM dan pembayaran gaji ke-13.
Sebesar Rp 31 triliun kebutuhan uang berasal dari Jakarta, Rp 20 triliun dari Indonesia Timur dan sisanya dari Indonesia Barat.
Kebutuhan pecahan kecil terbanyak berasal dari kota-kota besar, sedangkan pecahan yang agak besar, yakni Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu, banyak diminta di daerah-daerah. Realisasinya dari Rp 103 triliun hingga saat ini sekitar 33,5 persen.