'Jangan Tinggalkan Ramadhan'

Rep: Amri Amrullah/ Red: A.Syalaby Ichsan

Senin 05 Aug 2013 15:12 WIB

Ramadhan (ilustrasi) Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang Ramadhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas mengatakan, ada tiga poin yang harus diperhatikan umat Islam usai melewati bulan suci Ramadhan.

Pertama,  umat Islam yang merayakan hari kemenangan di Idul Fitri, diminta jangan membiasakan budaya yang bertolak belakang 180 derajat dari suasana Ramadhan. 

Ia menilai, ada kebiasaan di umat Islam Indonesia, setelah memasuki bulan Syawal seolah-olah masa kebebasan dan menghilangkan kebiasaan baik selama Ramadhan. Seperti menjaga sikap hawa nafsu, amarah dan mengedepankan cara-cara terpuji. Sayangnya, banyak kebiasaan baik itu setelah melewati Ramadhan hilang.

"Jangan sampai usai Ramadhan yang tinggal hanya kebiasaan buruk lama sebelum memasuki Ramadhan," ujarnya kepada Republika, Senin (5/8).

Kedua, setelah memasuki bulan Syawal hingga memasuki bulan Ramadhan di tahun depan, yang perlu adalah menjaga semangat  konsistensi ibadah itu. Ia mengungkapkan, kebiasaan sebagian umat Islam di Indonesia, setelah Ramadhan kembali ke aktivitas yang jauh dari semangat beribadah dan perbaikan diri.

Ibadah apa yang telah dilakukan selama Ramadhan seperti, sholat malam, tadarus Alquran dan bersedekahnya juga tidak berbekas setelah melewati bulan suci Ramadhan. 

"Di saat Syawal semangat beribadah dan memperbaiki diri jangan sampai luntur terlebih hilang. Minimal sama disaat suasana beribadah di bulan Ramadhan," imbuhnya.

Padahal, kata dia, seharusnya ada peningkatan kualitas keislaman di setiap selesai melewati bulan suci Ramadhan. "Yang paling sulit itu menjaga konsistensi beribadah." 

Ketiga, yang perlu diperhatikan saat memasuki bulan Syawal adalah memperbaiki hubungan silaturahim. Menurutnya, ini penting untuk memperbaiki hubungan sesama manusia, bukan hanya sesama keluarga, akan tetapi semua orang yang kita kenal. Termasuk di dalamnya menjalin silaturahim kembali antar organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam.

Terpopuler