REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU -- Warga Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, memiliki tradisi unik saat Lebaran. Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) an-Ni'mah, Maulana, menuturkan, pada malam takbiran warga akan menggelar takbir mursal di lapangan dekat kantor Polsek.
Acara yang dimulai selepas Shalat Isya itu tidak hanya diisi takbir bersama, juga pentas kesenian Islam dari para pemuda. Zakat fitrah di Pulau Panggang pun dikumpulkan serentak seusai Shalat Maghrib di hari terakhir Ramadhan. Zakat yang dikumpulkan DKM akan langsung dibagikan kepada penerima zakat malam itu juga.
''Bukanlah hal lazim bagi warga Pulau Panggang untuk shalat di lapangan terbuka,'' kata Maulana, Rabu (7/8). Semua warga shalat di mesjid atau mushala yang ada.
Shalat I'd berpusat di masjid bagi warga laki-laki. Sementara warga perempuan shalat di enam mushala yang tersebar di pulau seluas 12 hektare itu.
Pulau berpenduduk 4.400 jiwa itu juga secara serentak bersama warga Pulau Pramuka akan melakukan ziarah kubur sehari setelah Lebaran. ''Orang Pulau Panggang dan Pramuka masih banyak yang bersaudara,'' ungkap Maulana. Pemakaman di Kelurahan Pulau Panggang terletak di Pulau Karya, tepat di seberang Pulau Panggang.
Meski mayoritas warga merupakan Pulau Panggang merupakan keturunan suku Mandar, bertahun-tahun berada di wilayah ibu kota membuat mereka mengadaptasi juga budaya betawi. Salah satunya membuat dodol untuk Lebaran.