REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat adanya peningkatan defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2013. Jika pada triwulan I, defisit transaksi berjalan tercatat 5,8 miliar dolar AS (2,6 persen dari produk domestik bruto), maka pada triwulan II meningkat menjadi 9,8 miliar dolar AS (4,4 persen dari PDB).
Menteri Kordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, "Iya itu sudah lebih dari empat persen dari GDP. Saya melihat tren dan saya harapkan di kuartal ketiga ini membaik," ujar Hatta, akhir pekan lalu.
BI, dalam kesimpulannya, menyebut, peningkatan defisit transaksi berjalan tak lepas dari menyusutnya surplus neraca perdagangan nonmigas serta melebarnya defisit neraca jasa dan pendapatan.
Surplus neraca perdagangan nonmigas menyusut karena impor, khususnya impor bahan baku dan barang konsumsi, meningkat sehubungan dengan konsumsi domestik pada triwulan II yang secara historis selalu lebih tinggi daripada triwulan I.