REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia M Chatib Basri mengakui target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen di asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)) 2014 memang tidak mudah. Tetap saja, ia menegaskan Indonesia butuh untuk merealisasikannya.
Chatib menjelaskan,sebenarnya rentang target pertumbuhan ekonomi di APBN 2014 adalah sebesar 6,4 persen sampai 6,9 persen.
‘’Tetapi pemerintah memilih target yang paling bawah (6,4 persen) karena terus terang saja dengan Bank Dunia (WB) yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 menjadi 5,9 persen saja kita harus bekerja ekstra keras,’’ ujarnya di sela-sela Halal Bihalal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakarta, Senin (19/8).
Meski Chatib menegaskan, pemerintah tidak boleh menerapkan petumbuhan ekonomi sebesar 5,9 persen. Untuk itu, imbuhnya perlu upaya-upaya, salah satunya meningkatkan angka konsumsi rumah tangga yang notabene memiliki porsi terbesar dalam pendapatan domestik bruto (GDP) Indonesia yaitu sekitar 55 persen.
‘’Jadi kalau konsumsi rumah tangga naik 0,1 persen saja, anda kalikan saja dengan nilai 55 persen itu sudah berapa dan bisa menambah pertumbuhanya,’’ tutur pria yang juga menjabat sebagai kepala BKPM ini.
Supaya konsumsi rumah tangga tetap tinggi, kata Chatib, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaaitu inflasi yang terkendali atau masyarakat yang mempunyai pendapatan.