Jumat 23 Aug 2013 20:56 WIB

Pesawat Israel Serang Selatan Beirut

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Pesawat Tempur Israel
Foto: AP
Pesawat Tempur Israel

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pesawat tempur Israel menyerang selatan Beirut, Jumat pagi (23/8). Peristiwa itu hanya sehari berselang setelah gerilyawan Palestina menembakkan empat roket ke utara Israel.

Militer Israel mengatakan pesawat itu menargetkan sebuah tempat yang terletak antara Beirut dan Sidon sebagai respon atas serangan roket. Ini adalah serangan udara pertama di wilayah tersebut sejak perang 2006 antara Israel dan kelompok Hizbullah.

Pejabat Lebanon yang berbasis dengan Front Pembebasan Populer Palestina, Ramez Mustafa mengatakan, serangan terjadi pada pukul 04:00 dan tidak menimbulkan korban atau kerusakan material. Ia mengatakan angkatan udara Israel menembakkan satu rudal.

Dia mengatakan, pesawat tempur menghantam kota pesisir Naameh, sekitar 10 mil (16 kilometer) selatan Beirut. Kelompok Palestina aktif berkegiatan di daerah ini dan memiliki basis di sana.

Seorang fotografer AP di Naameh mengatakan serangan itu menargetkan pangkalan PFLP-GC di sebuah lembah di kota. Tentara Lebanon di daerah mencegah wartawan untuk mencapai lembah itu.

"Serangan kemarin merupakan pelanggaran terang-terangan kedaulatan Israel yang membahayakan kehidupan sipil Israel. Israel tidak akan mentolerasi agresi teroris yang berasal dari wilayah Lebanon," ujar militer Israel dalam pernyataannya yang dikeluarkan setelah serangan udara seperti dilansir AP, Jumat (23/8).

Letnan Kolonel Peter Lerner, seorang juru bicara militer, mengatakan tiga roket mendarat di Israel utara. Sementara roket keempat berhasil dicegat oleh Iron Dome, sistem pertahanan roket Israel. Tidak ada orang yang terluka.

Lebanon Selatan adalah tempat pertempuran sengit antara Israel dan gerilyawan Hizbullah Lebanon pada 2006. Kelompok radikal Palestina dan militan Islam di daerah juga bisa memprovokasi insiden perbatasan. Sejumlah kelompok Palestina radikal mengklaim bertanggung jawab atas beberapa tindakan yang terjadi di masa lalu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement