Kamis 29 Aug 2013 12:33 WIB

SKK Migas Yakin Capai Target Lifting 840 Ribu Barel per Hari

produksi minyak Indonesia
produksi minyak Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas meyakini produksi terjual (lifting) minyak mentah dan kondensat bakal sesuai target APBN Perubahan 2013 yang dipatok 840 ribu barel per hari (bph). Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas J Widjonarko di Jakarta, Kamis (29/8) mengatakan, sampai 22 Agustus 2013, lifting memang baru mencapai 828 ribu bph atau 98,5 persen dari target 840 ribu bph. "Namun, kami akan kejar sesuai target APBN," ujarnya.

Pada akhir Juli 2013, mantan Kepala SKK Migas yang kini tersandung kasus suap Rudi Rubiandini memperkirakan, lifting 2013 maksimal 834 ribu bph atau 99,3 persen dari target. Prediksi tersebut dikarenakan produksi yang rendah di semester pertama 2013, dikarenakan sejumlah pemeliharaan lapangan gas yang memangkas produksi kondensat. Akibatnya, meski di semester kedua 2013, produksi bisa mencapai 840 ribu bph, namun tidak menutupi kekurangan di semester pertama.

Widjonarko mengatakan, untuk mencapai target APBN, pihaknya akan menjaga tidak terjadi gangguan, selain juga memaksimalkan produksi lapangan. "Nanti kita lihat. Sekarang ini, produksi masih fluktuatif," ucapnya.

Untuk lifting gas, ia juga optimistis mencapai target sesuai APBN sebesar 1,24 juta barel per hari. Meski, lanjutnya, lifting gas sampai 22 Agustus baru 1,206 juta bph atau 98,2 persen dari target APBN. Secara total, lifting minyak dan gas bumi sampai 22 Agustus 2013 sebesar 2,034 juta bph atau 97,8 persen dari target APBN 2,08 juta bph.

Widjonarko juga mengatakan, dengan perkiraan produksi migas 2,08 juta bph dan proyeksi harga minyak rata-rata 104,59 dolar AS per barel, maka total penerimaan migas 2013 bisa mencapai 55,2 miliar dolar AS. Penerimaan tersebut terdiri dari bagian negara sebesar 29,8 miliar dolar AS (54 persen), kontraktor 9,1 miliar dolar AS (16,5 persen), dan biaya operasi (cost recovery) 16,3 miliar dolar AS (29,5 persen). Sampai 31 Juli 2013, penerimaan migas tercatat sudah 37,9 miliar dolar AS dengan realisasi harga minyak 105,3 dolar AS per barel.

Penerimaan tersebut didistribusikan ke negara 21,4 miliar dolar AS (56,2 persen), kontraktor 5,8 miliar dolar AS (15,4 persen), dan cost recovery 10,7 miliar dolar AS (28,3 persen). Sedangkan, sesuai APBN, penerimaan migas 2013 ditargetkan 56,6 miliar dolar AS dengan asumsi harga minyak 108 dolar AS per barel. Bagian negara direncanakan sebesar 31,7 miliar dolar AS (56 persen), kontraktor 9,7 miliar dolar AS (17,1 persen), dan cost recovery 15,2 miliar dolar AS (26,9 persen).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement