REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Front Alqaidah di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangkaian pemboman besar di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan daerah lain sehingga menewaskan dan melukai ratusan orang.
Serangkaian pemboman dan penembakan, terutama di Baghdad, baru-baru ini menewaskan dan melukai ratusan orang. Termasuk lebih dari 150 orang dalam 10 hari belakangan di negeri 1001 Malam itu.
Menurut pernyataan yang dilansir Jumat (30/8), serangan itu ditujukan kepada markas pemerintah, pusat militer dan keamanan serta kubu pemeluk Syiah dan orang yang bekerjasama dengan pemerintah. Serangan tersebut, katanya, dilancarkan saat pasukan keamanan Irak meningkatkan langkah keamanan di Baghdad.
"Pernytaan itu menambahkan serangan tersebut adalah "reaksi atas kejahatan paling akhir yang dilakukan oleh sekelompok orang di Irak", demikian laporan Xinhua.
Pernyataan itu merujuk kepada hukuman mati atas 17 terpidana sekitar 10 harilau oleh pemerintah Irak. "Apa yang kalian dapatkan hanyalah pesan yang akan diikuti oleh yang lain. Kami akan membalas darah saudara kami," kata pernyataan tersebut.
Pada 19 Agustus 2013 lalu, Kementerian Kehakiman Irak mengumumkan telah menghukum mati 17 terpidana, termasuk satu orang Mesir dan dua perempuan Irak, karena mereka melakukan teror dan aksi kejahatan.
Irak menghadapi letusan terburuk kerusuhan dalam lima tahun, sehingga mencuatkan kekhawatiran bahwa negeri itu kembali terperosok ke dalam perang saudara habis-habisan, yang mencapai puncaknya pada 2006 dan 2007.