REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad meminta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk bertindak terhadap rencana Amerika Serikat (AS) menyerang negaranya.
"Pemerintah Suriah meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk bertanggungjawab dalam mencegah agresi ke Suriah," kata Assad seperti dilansir CNN, Senin (2/9).
Sementara ini, Suriah masih aman dari sanksi PBB. Dalam laporan itu, PBB sulit memberi izin bagi aksi militer ke Suriah karena dua anggota dewan keamanan, Cina dan Rusia memveto rencana serangan militer.
Di sisi lain, intelijen Inggris dan AS mengatakan serangan pada 21 Agustus di Suriah menggunakan senjata kimia. Otoritas PBB sendiri masih menunggu hasil penyeledikan tim-nya di Suriah.
Tim dari PBB meninggalkan Suriah pada Sabtu (31/8) pekan lalu dengan membawa bukti apakah ada senjata kimia yang digunakan dalam serangan. Namun, PBB tidak memberi kepastian kapan hasil tes dilengkapi.
"Ini akan diselesaikan secepatnya untuk dites secara ilmiah," ujar Juru Bicara Sekjen PBB, Martin Nesirky.
Secara terpisah, pemerintah Obama masih meminta persetujuan kongres untuk aksi militer di Suriah. Kongres sendiri baru akan aktif bekerja setelah reses pada 9 September mendatang.