Senin 02 Sep 2013 17:46 WIB

Jelang Pemilu Jerman, Debat Kiri-Kanan Memanas

Rep: Ichsan Emerald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Foto: AP/DPA, Soeren Stache
Kanselir Jerman, Angela Merkel.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jelang pemilihan umum Jerman, perdebatan antara partai berkuasa dan oposisi semakin memanas. Khususnya perdebatan antara Kanselir Angela Merkel dari Partai Kristen Demokrat dan saingannya, Peer Steinbrueck dari Sosial Demokrat (SPD).

Dalam debat televisi menjelang Pemilu 22 September, mereka saling adu argumen terkait krisis utang Eropa dan cara terbaik menjaga perekonomian Jerman yang tangguh. Sang penantang menuduh Merkel menerapkan kebijakan tak masuk akal dengan melakukan penghematan di wilayah Eropa Selatan.

Di sisi lain, Steinbrueck perlu menunjukkan kepada masyarakat performa terbaik dia dalam 90 menit perdebatan. Karena berdasarkan jajak pendapat terbaru, ia mengalami penurunan suara sehingga partai berhaluan sayap kiri-tengah ini membutuhkan kinerja yang lebih baik untuk mengalahkan kelompok konservatif.

Dikutip dari BBC, Koalisi Konservatif memimpin suara atas kelompok Sosial Demokrat sebesar 15 poin (25 persen lawan 40 persen). Namun dengan angka sebesar 40 persen, kelompok Merkel masih membutuhkan koalisi untuk membentuk pemerintahan yang kuat. Sehingga saat ini bisa disebut belum ada pemenang yang jelas dalam pemilu 22 September.

Steibrueck sendiri adalah mantan Menteri Keuangan Merkel tahun 2005-2009 dalam koalisi kiri-kanan. Namun saat ini mengaku takkan masuk dalam koalisi besar kubu konservatif. Steinbrueck dalam pidato pembukaan mengatakan Jerman telah berjalan tanpa arah di bawah pemerintahan Merkel. Merkel pun membalas dalam pembukaan debat, dengan mengatakan pertumbuhan lapangan pekerjaan begitu tinggi.

Ia juga menggambarkan Jerman saat ini sebagai motor pertumbuhan dan jangkar stabilitas ekonomi Eropa. Sementara masyarakat menilai Merkel memang berhasil mengatasi krisis utang Eropa di mana pertumbuhan ekonomi Jerman yang sehat dan tingkat penggangguran yang rendah.

Jerman, yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di Eropa, merupakan penopang utama dalam program penyelamatan zona Uni Eropa. Merkel, dengan keras memaksa negara-negara Eropa harus berjuang mengangkat ekonomi mereka dan melaksanakan reformasi ekonomi

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement