Ahad 15 Sep 2013 12:43 WIB

Iran: Amerika Tak Punya Lagi Alasan Serang Suriah

Tentara Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: Reuters/Carlo Allegri
Tentara Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menyatakan Amerika Serikat tidak punya lagi alasan untuk menyerang Suriah setelah tercapainya kesepakatan untuk memusnahkan senjata kimia di negara tersebut.

Kepada AFP, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian menyatakan, "Situasi baru ini berarti bahwa pada kenyataannya setiap dalih bagi Amerika Serikat dan negara-negara tertentu untuk terlibat dalam aksi militer terhadap Suriah telah tidak ada lagi."

Pernyataan Hossein adalah reaksi pertama Teheran, sekutu kunci Presiden Suriah Bashar al-Assad, terkait kesepakatan ambisius yang dicapai antara Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Jenewa.

"Kita bahkan dapat berbicara tentang keberhasilan di depan pihak yang menentang (Israel) -- Iran, Suriah, Hizbullah Lebanon dan kelompok Palestina HAMAS," kata Amir Abdollahian.

Berdasarkan kesepakatan itu, Suriah memiliki waktu sepekan untuk memberikan perincian kepemilikan senjata kimia dan harus memberi akses inspektur internasional kepada cadangan senjata mereka dengan tujuan untuk memusnahkan senjata-senjata itu pada pertengahan tahun depan.

Kesepakatan itu akan dikemas dalam resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa berdasarkan Bab VII Piagam PBB, yang memungkinkan penggunaan kekuatan untuk memastikan kepatuhan. Namun, Rusia pasti untuk menentang hal itu ketika diplomasi bergeser ke Perserikatan Bangsa Bangsa.

Presiden AS, Barack Obama menyambut kesepakatan itu. Namun Obama menyebut masih banyak yang harus dilakukan untuk memperingatkan Damaskus guna mematuhi kesepakatan itu. "Amerika Serikat tetap siap untuk bertindak," tutur Obama.

Pada Sabtu (14/9) pagi, Jenderal Qassem Soleimani, yang mengepalai pasukan elit Iran menyatakan, mendukung Suriah dan 'front perlawanan' merupakan kepentingan nasional Iran. Pekan lalu, ia menyatakan Teheran akan mendukung Suriah 'sampai akhir'.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement