REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Energi terbarukan menjadi salah satu isu penting dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk mencapai zero emission (emisi nol). Hingga kini masih banyak negara di kawasan Asia Pasifik yang mengeluarkan subsidi besar untuk memenuhi kebutuhan energi fosil.
Direktur International Renewable Energy Agency (Irena) Dolf Gielen menyatakan, saat ini setidaknya sejumlah negara mengeluarkan lebih dari 10 persen pendapatan. Padahal harga bahan bakar tersebut akan terus mengalami peningkatan. "Sementara cadangannya terus menurun," katanya, Selasa (1/10).
Cadangan batubara dunia saat ini mencapai 21,13 juta ton dan diperkirakan akan habis 59,8 tahun lagi. Sedangkan minyak memiliki umur yang lebih pendek hanya 12,8 tahun dengan cadangan saat ini 4,23 juta barel. Semetara gas alam akan habis dalam kurun waktu 30,8 tahun dengan cadangan tersisa 104,71 triliun standar kaki kubik (TSCF).
"Pemakaian bahan bakar fosil juga dapat memberikan efek samping terhadap lingkungan yaitu menaikkan emisi," ujarnya.
Karenanya, penggunaan energi terbarukan sangat diperlukan. Apalagi potensi energi bersih ini sangat besar dan pasarnya telah mencapai 269 miliar dolar AS per tahun. Namun untuk mendorong pemakaian energi terbarukan secara global dan massal diperlukan komitmen yang tinggi dari seluruh negara di kawasan.
Pemerintah harus menerapkan kebijakan yang mendukung penggunakan energi ini. Inovasi juga harus dilakukan terus menerus sehingga teknologi pendukung energi terbarukan menjadi lebih terjangkau dan semakin praktis bagi masyarakat.
Hal yang sama diungkapkan Presiden Asia Pacific Energy Research Centre Takato Ojimi. Dia menyatakan, untuk memperbanyak penggunaan energi terbarukan memang bukan hal yang mudah. "Butuh komitmen yang besar dari pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk merealisasikan hal tersebut," katanya.
Pemerintah harus meluncurkan kebijakan yang efektif untuk mengurangi permintaan energi fosil energi dalam waktu dekat. Selain itu, mengganti penggunaan batubara atau minyak dengan gas untuk mengurangi emisi. Caranya dengan membuat harga gas di bawah harga pasar dan membatasi ekspor gas. Dengan begitu cita-cita APEC yaitu emisi nol, bisa dicapai.