REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan pemerintah Cina ingin membangun smelter di kawasan Indonesia Timur. Utamanya kawasan-kawasan yang mendapati sumber mineral seperti Sulawesi dan Kalimantan.
Pembangunannya akan dilakukan mulai saat ini. "Tadi sudah ditandatangani payung hukum kedua negara," katanya, Rabu (2/10).
Ia mengatakan, tindak lanjut dalam kerangka bisnis baru akan direalisasikan besok, Kamis (3/10). Ada Sembilan perusahaan smelter yang ditandatangani. Totalnya ada 22 perusahaan yang akan bekerja sama dengan Indonesia.
Diperkirakan investasinya satu perusahaan untuk membangun smelter mencapai Rp 1-1,5 miliar. Sedangkan untuk total investasi keseluruhan atau 22 perusahaan diperkirakan mencapai 32 miliar dolar AS.
"Jadi, yang dibangun mencakup infrastruktur, smelter, railway, transportasi. Batu bara di Kalimantan Tengah dan Papua. Nanti ada penandatanganan di depan kedua kepala negara," katanya.
Hidayat mengatakan, 22 perusahaan yang akan bekerja sama dengan Indonesia telah diseleksi oleh Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perindustrian. Tak hanya Indonesia, Cina pun menyeleksi perusahaan yang akan dikerjasamakan.