REPUBLIKA.CO.ID, PBB---Para pemberontak menembaki helikopter Perserikatan Bangsa Bangsa Jumat dalam insiden baru menyoroti mudahnya terbakar ketegangan di Timur Republik Demokratik Kongo, kata sumber-sumber PBB dan pemberontak. Helikopter tak bersenjata "itu ditembaki langsung dari posisi-posisi yang dikuasai oleh gerakan pemberontak 23 Maret (M23)," kata misi PBB di Kongo, MONUSCO, dalam sebuah pernyataan.
Serangan itu terjadi di wilayah Rumangabo, Provinsi North Kivu, di mana M23 telah memerangi pasukan pemerintah dan pasukan penjaga perdamaian PBB selama 18 bulan. Tidak ada korban yang dilaporkan.
Kepala MONUSCO Martin Kobler mengutuk serangan itu dan mengatakan "pemberontak M23 tidak akan mencegah kita dari menggunakan ruang udara Kongo. Kami akan terus melakukan semua dengan kekuasaan kami untuk membela penduduk sipil termasuk dengan menggunakan kekerasan jika diperlukan."
Seorang juru bicara M23, Vianney Kazarama, kepada AFP di Kongo bahwa pemberontak mengira helikopter itu membawa pasukan pemerintah dan PBB untuk meluncurkan serangan. "Jadi mereka melepaskan tembakan dengan senapan mesin," katanya.
Juru bicara pemberontak berspekulasi bahwa pilot PBB mungkin telah menyimpang dari rute normal dan pergi terlalu dekat ke kamp M23 di Rumangabo. M23 meluncurkan pemberontakan terhadap pemerintah DR Kongo di North Kivu pada awal 2012 dan untuk sementara merebut kota besar timur Goma. PBB telah mengirimkan brigade intervensi ke daerah itu untuk memerangi M23 dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya, memaksa para pemberontak untuk keluar dari Goma.