REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Manajemen Sriwijaya FC mulai berbenah. Presiden klub Dodi Reza Alex bersama beberapa pengurus Ahad (13/10) petang menggelar rapat membahas keberlangsungan klub berjuluk Laskar Wong Kito tersebut.
Manajer Sriwijaya FC Robert Heri, Senin (14/10) menjelaskan rapat selain melakukan evaluasi juga menyusun rencana persiapan menghadapi musim kompetisi mendatang. Termasuk masalah kontrak dan komposisi pemain.
Menurut Robert Heri, pada musim mendatang Sriwijaya FC melepas dua pemain seniornya, penjaga gawang Ferry Rotinsulu dan play maker, Ponaryo Astaman. Ponaryo dilepaskan karena nilai kontraknya yang dinilai tinggi.
“Ponaryo menetapkan nilai kontrak yang tinggi atau di atas nilai kontrak musim lalu,” katanya.
Demikian pula dengan nasib penjaga gawang Ferry Rotinsulu manajemen Sriwijaya FC memutuskan untuk melepas pemain terakhir dari generasi awal Sriwijaya FC yang waktu itu masih bernama Persijatim Solo.
Robert menjelaskan, alasan manajemen tidak memperpanjang kontrak penjaga gawang yang identik dengan FR12 tersebut karena kondisi kesehatannya yang belum pulih setelah menjalani operasi beberapa bulan lalu.
Mengutip penjelasan dokter rumah sakit yang melakukan operasi, Ferry baru bisa menjalani latihan kembali setelah tujuh bulan pasca operasi yang berarti dalam kurun waktu tersebut Ferry jika dikontrak tidak bisa menjadi penjaga gawang Sriwijaya FC.