Kamis 17 Oct 2013 16:49 WIB

Hubungan Iran dengan Barat Masuki Tahap Baru

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Menlu Iran, Muhammad Javad Zarif.
Foto: theiranproject.com
Menlu Iran, Muhammad Javad Zarif.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Putaran pertama dialog Iran dan enam negara telah berakhir Rabu (16/10). Dalam dialog pertama di era pemerintahan Presiden Hassan Rohani, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (17/10), Iran mengindikasikan siap untuk menurunkan skala pengayaan uranium. Iran bahkan siap membuka jalan tim inspeksi masuk ke fasilitas nuklir mereka.

Kesediaan Iran itu terkait proposalnya untuk mengakhiri sepuluh tahun kebuntuan dengan enam negara besar dunia. Kebuntuan yang terkait program nuklir mereka. Semua tim dari Iran maupun Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis, Inggris, dan Jerman sepakat tak mengungkapkan rincian tawaran Iran. Mereka hanya mengatakan negosiasi akan kembali dilakukan pada 7-8 November di Jenewa.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, menyatakan pertemuan dua hari di Jenewa sebagai awal dari sebuah fase baru. Lebih tepatnya bagi Iran dan negara-negara yang menekannya selama ini.Ia pun yakin seluruh pihak serius untuk mencari solusi. Begitu juga, ungkap dia, semua pihak juga ingin menemukan landasan bersama. ''Saya berharap rekan-rekan saya (enam negara), kembali ke negara mereka dengan fakta bahwa Iran ingin menyelesaikan masalah ini,'' tuturnya, Rabu (16/10).

Sementara, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, menyatakan dua hari terjadi pembicaraan yang intensif. Dikatakannya, pertemuan penting yang substantif akan bergerak ke depan.

Wakil Menlu Rusia, Sergei Ryabkov, menggambarkan pertemuan itu lebih buruk dari apa yang mereka harapkan. Namun lanjut Kepala Juru Runding Moskow itu, lebih baik dari yang banyak orang pikir.

Gedung Putih mengakui, dikutip dari Al Jazeera, proposal Iran menunjukkan tingkat keseriusan dan subtansi yang belum pernah mereka lihat. Seorang pejabat senior AS, yang ikut dalam pembicaraan, juga mengakui hal itu. Akan tetapi ia mengaku, negara dia membutuhkan lebih banyak dari ini. Ia juga mengindikasikan, Iran tentu menginginkan lebih juga dari AS. ''Ada banyak detail yang perlu kita bongkar,'' tuturnya.

Selasa kemarin, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi menyarankan Teheran siap untuk menangani permintaan lama Badan Pengawas Nuklir PBB. Bahkan inspeksi kali ini lebih luas. Ia juga mengatakan, dikutip dari kantor berita IRNA, bahwa mengurangi pengayaan uranium masuk dalam proposal Iran. Namun Pemerintah Teheran tampaknya tak bisa membuat keputusan itu dengan cepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement