Sabtu 26 Oct 2013 23:17 WIB

3 Kekuatan Wasit Jika Ada Tindakan Rasisme

Rep: Umi Lailatul/ Red: Mansyur Faqih
Yaya Toure
Foto: guardian.co.uk
Yaya Toure

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pelatih Manchester City Manuel Pellegrini memuji keberanian Yaya Toure yang berani berbicara atas kasus rasisme yang dialaminya saat melawan CSKA Moscow di ajang Liga Champions beberapa waktu lalu. "Dia melakukan hal yang benar," kata Pellegrini seperti dikutip goal.com. 

UEFA sebenarnya tak tinggal diam atas kasus tersebut. Sebelumnya, mereka sudah berjanji akan mengadakan penyelidikan internal terkait kasus tersebut. 

UEFA akan menyelidiki kenapa wasit Ovidiu Hategan tidak menghentikan laga tersebut. Padahal Toure sudah mengatakan kepada wasit asal Rumania itu jika ia mendapat perlakuan rasis. 

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh UEFA pada 2009, wasit memiliki kekuatan untuk mengatasi nyanyian rasis dari pendukung dengan tiga langkah. Pertama, mereka dapat memberikan peringatan lewat pengeras suara jika ada tindakan menjurus rasis. 

Jika itu masih terjadi, wasit bisa menunda pertandingan selama beberapa waktu. Bila tidak berhasil, wasit bisa menghentikan laga tersebut.

Tindakan rasisme di sepak bola bukan hal baru. Berbagai aturan tegas juga sudah diterapkan untuk memberi efek jera. Contohnya, Lazio yang pernah merasakan stadion kebanggan mereka Olimpico ditutup separuh. Untuk kasus CSKA Moscow belum jelas hukuman apa yang akan dikenakan. 

UEFA sendiri baru akan mengumumkan hasil penyeldikan internal kasus tersebut pada 30 Oktober mendatang. 

Lord Ouseley, ketua badan anti diskriminasi Kick It Out, mengatakan insiden rasis terbaru kali ini akan menjadi ujian baru bagi UEFA. Apakah akan ada sanksi baru yang lebih tegas atas aksi rasis yang terus-terusan terjadi selama ini. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement