REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Menteri Pertanian Quebec berencana merombak ulang aturan pemotongan daging halal. Ini yang memicu kegelisahan umat Islam dan Yahudi.
"Selama 15 abad terakhir, standar untuk kesejahteraan hewan telah ditetapkan," kata Mohammed Ghalem, juru bicara Asosiasi Daging Quebec, seperti dilansir radio CJAD, Ahad (3/11). Menurut Ghalem, rencana itu diduga ada hubungan dengan Islamofobia.
Beberapa pekan terakhir, komunitas Muslim dan Yahudi mengelar aksi protes terkait rencana itu. Mereka menilai hal tersebut tidak perlu. "Penyembelihan halal terus meningkat, itu karena permintaan akan daging halal begitu tinggi. Ini baik bagi Quebec dan Kanada," kata dia.
Menurut Ghalem, dari beberapa abad lalu, tidak pernah ada pemotongan hewan halal bangkrut. Sebaliknya, mereka justru bertahan. Saat ini, ada 20-25 rumah pemotongan hewan, lima diantaranya memproduksi daging halal.
Juru bicara Kementeri Pertanian Quebec, Francois Gendron mengatakan pihaknya ingin memastikan penyembelihan hewan halal berada dalam kondisi yang paling lengkap dan bersih. "Saya akan umumkan aturan baru itu musim gugur ini," kata dia.
Sebelum ini, Quebec telah memberlakukan kebijakan kontroversial. Mereka memberlakukan piagam sekular yang melarang pekerja sektor publik mengenakan simbol-simbol agama di sekolah, rumah sakit dan penitipan anak.
Meskipun memiliki penduduk Muslim terbesar kedua di Kanada, Quebec justru salah satu provinsi dengan angka insiden Islamofobia tertinggi.