REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan menerbitkan surat utang (obligasi) dan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I tahun 2013 dengan total nilai Rp 600 miliar untuk pengembangan usaha dan modal kerja. Direktur Utama SMRA, Johanes Mardjuki di Jakarta, Rabu (6/11) mengatakan bahwa sebesar 70 persen dana dari hasil Obligasi dan Sukuk itu akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti dan sisanya sebagai modal kerja.
"Tingginya permintaan produk perumahan dan komersial di Jabodetabek serta kota besar lainnya, perseroan berencana membangun kota terpadu dikawasan lainnya." ujar dia.
Ia mengatakan bahwa sebagai perusahaan pengembang kota terpadu, saat ini perseroan telah memiliki kawasan pengembangan di Kelapa Gading, Serpong dan Bekasi. "Bagi kami, properti adalah industri jangka panjang. Kami melihat ke depan industri properti akan selalu terus tumbuh dan berkembang. Dengan diterbitkannya obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan tahap I, diharapkan kinerja Perseroan di masa mendatang dapat terus tumbuh," papar Johanes.
Johanes merinci, penerbitan surat utang itu terdiri dari, obligasi berkelanjutan I Summarecon Agug tahap I tahun 2013 senilai Rp 450 miliar, dan sukuk ijarah berkelanjutan I Summarecon Agung tahap I 2013 sebesar Rp 150 miliar. Dikemukakan, Obligasi dan Sukuk Summarecon Agung itu juga telah mendapatkan peringkat idA+ (Single A Plus) dengan outlook stabil dari PT Pemeringat Efek Indonesia (Pefindo).
Sementara penjamin pelaksana emisi yakni, PT Indo Premier Securities, PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Makinta Securities dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan untuk masa penawaran awal (bookbuilding) obligasi dan sukuk itu pada 6--20 November 2013, dan diharapkan pada 12 Desember 2013 dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur PT Andalan Artha Advisinso (AAA) Sekuritas, Andri Rukminto selaku salah satu penjamin emisi mengatakan bahwa kupon obligasi dan sukuk itu ditawarkan dengan kupon bunga di kisaran 10-11 persen, dengan jangka waktu obligasi itu lima tahun sejak tanggal emisi dengan cicilan imbalan setiap tiga bulan.
Ia meyakini bahwa obligasi Summarecon itu akan diserap oleh pasar menyusul kinerja perseroan yang cukup positif. Hingga Juni 2013, perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar Rp 1,9 triliun atau naik 27 persen dibandingkan sebelumnya pada periode sama dan mencatat kenaikan laba bersih tumbuh 98 persen menjadi Rp 609 miliar.
"Sebesar 35-40 persen diperkirakan diserap oleh Dana Pensiun, 40-50 persen oleh asuransi, dan sisanya oleh investor ritel," kata Andri.