Jumat 08 Nov 2013 07:08 WIB

Tasmanian Devil Hasil Pembiakan Dilepas ke Habitatnya

Red:
Tasmania Devil
Tasmania Devil

TASMANIA -- Sekelompok hewan Tasmanian devil yang dibiakkan di benua Australia memulai hidup baru di sebuah pulau kecil dekat pulau Tasmania, yang merupakan tempat asal spesies tersebut. Diharapkan, mereka tak akan terjangkit wabah tumor wajah mematikan di sana. 

Kelompok yang terdiri atas 11 Tasmanian devil ini merupakan yang pertama dilepasliarkan di antara mereka yang dibiakkan di daratan benua Australia. 

Pulau tempat tinggal baru hewan-hewan pemakan daging berukuran kecil ini bernama Pulau Maria, yang terletak di sebelah timur pulau Tasmania. 

Pelepasliaran mereka merupakan puncak dari program pembiakan lebih dari 600 tasmanian devil di kebun-kebun binatang dan suaka margasatwa di Australia. 

Pulau Maria adalah salah satu dari sedikit lokasi di Tasmania yang bebas dari kanker wajah mematikan yang menjangkiti spesies tasmanian devil, bahkan hingga mereka terancam punah akibat penyakit tersebut. 

Tahun lalu, sekelompok tasmanian devil dalam keadaan sehat dikirim ke sana sebagai bagian dari usaha mempertahankan populasi. Awalnya ada kekhawatiran mengenai dampak hewan-hewan tersebut terhadap ekologi pulau, namun Menteri Lingkungan Hidup Brian Wightman berkata bahwa dampak tersebut dimonitor dengan sangat ketat. 

"Ada banyak possum (sejenis musang) berekor lebat, dan kami dapati bahwa mereka memakan possum-possum tersebut," jelasnya. 

Penyakit tumor wajah tasmanian devil telah memakan begitu banyak korban, sampai-sampai spesies tasmanian devil sekarang terancam punah, dan sebagian ilmuwan mengatakan bahwa hewan ini bisa saja punah di alam bebas dalam waktu 10 hingga 15 tahun. 

Ahli biologi satwa liar Phil Wise dari program penyelamatan Tasmanian Devil mengatakan bahwa pelepasliaran ini adalah capaian penting dalam perjuangan menyelamatkan satwa berkantung tersebut. 

"Pulau Maria terbukti menjadi uji kasus untuk melepasliarkan hewan yang sebelumnya dikungkung, dan melihat mereka beradaptasi untuk kembali menjadi hewan liar dengan sukses," jelasnya. 

"Satwa-satwa yang dilepaskan di sini tahun lalu sudah tidak bergantung pada kami lagi untuk apapun, dan mereka sudah menyesuaikan diri dengan baik." 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement